Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keberlanjutan kini tak lagi sekadar jargon. Pemerintah menempatkan isu ini dalam arah kebijakan pembangunan nasional. Sementara itu, peran regulasi dan sektor jasa keuangan dalam mendukung transisi hijau jadi sorotan yang tak kalah penting.
Demikian dikatakan Staf Ahli Bidang Konektivitas dan Pengembangan Jasa, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Dida Gardera. Ia mengatakan, transformasi hijau sudah menjadi bagian dari Asta Cita sebagai visi pembangunan Indonesia ke depan.
“Ke depannya dalam setiap pilar dalam Asta Cita akan memiliki kontribusi nyata terhadap pencapaian SDGs, terutama pada SDG 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, SDG 4 Pendidikan Berkualitas, dan SDG 16 Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh,” ujarnya dalam sesi keynote speech di acara Lestari Summit 2025 pada Kamis (2/10/2025), Raffles Hotel, Jakarta.
Dida juga menyebut, Indonesia sudah menjadi bagian dari negara dengan pencapaian SDGs tercepat. “Laporan SDGs Transformation Center pada Juli 2025, Indonesia adalah salah satu dari lima negara dalam G-20 yang memiliki kemajuan tercepat dalam pencapain SDGs,” tambahnya.
Baca Juga: Gairahkan Ekonomi dengan Perkuat Ekosistem Pariwisata Berkelanjutan
Sementara itu, Direktur Keuangan Berkelanjutan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Joko Siswanto menekankan tentang peran regulasi dan sektor jasa keuangan dalam mendukung transisi hijau dan pencapaian SDGs di Indonesia
"OJK mendukung pencapaian SDGs mengeluarkan regulasi seperti Peraturan OJK tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan (POJK 51/2017) dan Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia," ujarnya dalam sesi monolognya bertajuk “Portraying Sustainable Investment in Indonesia”.
Lestari Summit tahun ini mengambil tema “Thriving Together and Cultivating Resilience for Sustainable Future” sebagai pesan bahwa resiliensi atau ketangguhan menjadi kunci dalam pencapaian SDGs.
CEO KG Media Andy Budiman dalam sesi pembukaan Lestari Summit 2025 mengatakan, resiliensi menjadi kebutuhan nyata, baik resiliensi sosial, resiliensi ekonomi, dan tentu saja resiliensi lingkungan.
"Kita sadar bahwa krisis di satu bidang hampir selalu berkelindan dengan krisis di bidang lain. Karena itulah Lestari Summit 2025 mengangkat tema “Thriving Together and Cultivating Resilience for Sustainable Future”,” ujar Andy.
Tokoh lain yang turut tampil dalam acara ini antara lain Managing Director Chief Economist Danantara Indonesia, Reza Yamora Siregar, Chief Conservation Officer WWF-Indonesia, Dewi Lestari Yani Rizki, Vice President Safeguard PT PLN (Perseo), Imam Muttaqien, Co-founder and CEO Pagatan Usaha Makmur (PUM), Rio Christiawan, dan pembicara lainnya.
Lestari Summit adalah forum tahunan yang mempertemukan pemerintah, korporasi, akademisi, komunitas lokal, hingga generasi muda untuk membahas isu lingkungan dari berbagai perspektif.
Baca Juga: Ketegangan Global Uji Ketahanan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan Indonesia
Selanjutnya: Penguatan Saham EMTK Dipicu Rumor IPO Superbank, Ini Saran Analis
Menarik Dibaca: Jadi Tren, Ini 6 Manfaat Olahraga Padel untuk Wanita
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News