kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah Luncurkan 47 Proyek Investasi Berkelanjutan, Begini Komentar Ekonom


Minggu, 20 Maret 2022 / 17:07 WIB
Pemerintah Luncurkan 47 Proyek Investasi Berkelanjutan, Begini Komentar Ekonom
ILUSTRASI. Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM). Pho. KONTAN/Achmad Fauzie/29/01/2015


Sumber: Middle East Eye | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) meluncurkan 47 proyek investasi berkelanjutan senilai Rp 155,12 triliun. Ke-47 proyek tersebut tersebar di sejumlah sektor pariwisata, kawasan ekonomi, industri dan infrastruktur.

Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal BKPM Yuliot mengatakan, meski kondolidasi telah dilakukan, namun saat ini masih dalam tahapan selanjutnya yaitu meyakinkan investor untuk tertarik dalam proyek tersebut.

“47 proyek yang ditawarkan (Investment Project Ready To Over/ IPRO) oleh pemerintah baru selesai konsolidasinya. Tahapan selanjutnya adalah meyakinkan investor dan sudah ada pembicaraan tapi masih NDA (Non disclosure agreement),” ujar Yuliot kepada Kontan.co.id, Jumat (18/3).

Baca Juga: Pendanaan IKN Akan Libatkan Swasta, Begini Komentar Pengusaha

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, proyek investasi berkelanjutan untuk sektor industri bisa menjadi andalan karena beberapa di antaranya mempunyai bahan baku yang cukup melimpah di dalam negeri.

Sebut saja Industri Mono-Ethylene Glycol (MEG) Berbasis batubara, industri minyak goreng, hingga smelter nikel. “Tentu dengan keberadaan bahan baku menjadi salah satu preferensi investor untuk berinvestasi,” ujar Yusuf.

Dirinya menambahkan, saat ini industri manufaktur tengah berada pada periode deindustrialisasi dini. Sehingga upaya reindustrialisasi menurutnya tentu merupakan upaya yang baik.

Selain itu, Yusuf menilai bahwa masuknya wisata baru juga menjadi inisiasi yang bagus dalam memperluas daerah kunjungan wisata yang dapat dikunjungi wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik.

“Pertumbuhan sektor pariwisata sebelum Covid-19 melanda sebenarnya tidak terlalu buruk, dengan bertambahnya event International di Indonesia maka saya kira bisa berpeluang mendorong wisatawan terutama wisatawan mancanegara untuk nanti bisa berkunjung kembali ke Indonesia,” katanya.

Baca Juga: Kepala Otorita IKN: Tak Perlu Khawatir Softbank Mundur

Sehingga hal ini tentu akan memberikan prospek yang cukup menarik bagi investor yang mempertimbangkan kawasan pariwisata yang baru.

Sementara untuk kawasan ekonomi, Yusuf mengatakan bahwa pemerintah perlu mendalami terlebih dahulu evaluasi dari kawasan ekonomi yang sudah ada. Dari beberapa kawasan ekonomi yang sudah ada salah satunya adalah ketersediaan infrastruktur.

“Saya kira ini yang perlu diperhatikan dalam menawarkan proyek kawasan ekonomi ke investor. Jika infrastruktur tidak tersedia tentu akan mengurangi minat dari investor,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×