Reporter: Noverius Laoli | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Dalam rapat terbatas di Kantor Presiden, Selasa (7/5), pemerintah akhirnya mengoreksi pertumbuhan ekonomi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Pembaharuan (APBN-P) sebesar 6,2% hingga 6,3%. Angka pertumbuhan tersebut lebih rendah dari APBN 2013 sebesar 6,8%.
Penurunan angka target pertumbuhan ini tak terlepas dari krisis global yang membuat ekspor melambat dan inflasi terus menanjak tiga bulan pertama tahun ini. Koreksi terhadap pertumbuhan ekonomi tersebut akan dibahas dengan DPR setelah reses nanti.
“Arahan bapak presiden, bagaimana menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, maka kita berharap pertumbuhan kita ada di kisaran 6,2% sampai 6,3%, oleh karena itu, kami harus koreksi, harus realistis dari sebelumnya 6,8%. Di sinilah pentingnya RAPBN-P, termasuk mempersiapkan upaya-upaya menyesuaikan harga BBM,” ujar Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Kantor Presiden.
Hatta menjelaskan dalam APBN-P ini yang segera diajukan ke DPR untuk dibahas, pemerintah akan memasukkan juga paket-paket Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Dalam paket-paket ini, selain membahas target pertumbuhan, pemerintah juga akan mempertahankan iklim investasi yang saat ini masih baik.
Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2013 yang hanya berada di angka 6,02% harus diperbaiki lagi. Presiden meminta agar para menteri melakukan analisis bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ke II. SBY meminta agar para menteri mempercepat belanja pemerintah (spending governance), meskipun belanja modal relatif hampir sama dibandingkan tahun 2012, tapi belanja barang mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Dalam konteks ini kuartal yang lalu PMTB (Pembentukan modal tetap bruto) juga drop dari tadinya hampir 10% atau 9,9% sekian persen sekarang 5,9%, nah di sinilah pentingnya kita cermati itu , dari situ terlihat beberapa indikator-indikator penurunan tersebut,” ujar Hatta yang juga pelaksana tugas menteri keuangan.
Sementara Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudy Rubiandini menargetkan asumsi lifting (produksi) minyak pada APBN-P sebesar 840.000 barel per hari sampai akhir tahun 2013. Rudy juga menargetkan Harga Minyak Mentah (ICP) berada di angka antara US$ 100 hingga US$ 105 barel per hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News