kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah ingatkan bahaya kecanduan game pada anak-anak


Senin, 17 Desember 2018 / 23:03 WIB
Pemerintah ingatkan bahaya kecanduan game pada anak-anak
ILUSTRASI. Bermain game


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemajuan Teknologi Informasi tidak sepenuhnya membuat anak-anak bisa memanfaatkan dengan baik kemajuan yang ada. Pasalnya, teknologi bisa membawa efek negatif bagi perkembangan anak, apalagi bila anak terjerumus untuk rela menghabiskan waktunya untuk memainkan video game dari pada aktivitas lainnya.

“Bermain video game secara wajar itu tidak masalah. Yang jadi masalah bila pemainnya lupa waktu, lupa makan dan lebih sering menghabiskan waktunya untuk gaming. Itu yang perlu dicemaskan oleh para orang tua. WHO telah menetapkan kecanduan game merupakan salah satu gangguan mental,” kata Plt. Deputi Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemko PMK), Ghafur Dharmaputra dalam keterangan pers Senin (17/12).

Para orang tua harus mengenali ciri-ciri bila anak terindikasi kecanduan bermain game. Menurut Ghafur, cirinya bisa ditandai dengan ketidakmampuan anak untuk mengendalikan kebiasaan bermain game, memprioritaskan game di atas kegiatan lain, termasuk belajar serta berkomunikasi.

Dan terakhir adalah anak tersebut akan sangat marah dan panik bila dijauhkan dari video game, meski sudah diperingatkan tentang akibat negatif permainan tersebut.

Namun, lanjut Ghafur, kecanduan bermain game  ada derajatnya sendiri. Dan kita tidak boleh secara langsung menyatakan si pemain game tersebut mengalami gangguan mental.

"Kita tidak bisa langsung mendiagnosis anak kita punya gangguan mental, seperti gaming disorder. Yang berhak memutuskan adalah ahlinya, seperti psikolog dan psikiater,” jelas Ghafur.

Sebagai solusi dan antisipasi, Ghafur mengimbau para orang tua untuk mulai memberi pengertian pada anak-anaknya bahwa terlalu lama bermain video game itu sangat tidak baik. Untuk pengalihannya, lanjut Ghafur, orang tua harus lebih intensif dalam membangun komunikasi dengan anak.

“Berilah kehangatan pada anak-anak kita, biasakan berkomunikasi dengan baik dengan mereka. Dan yang paling penting, bila anak Anda dalam fase bermain adalah luangkan waktu khusus untuk bermain secara langsung dengan anak Anda,” saran Ghafur.

Sekarang ini, permainan video game sudah berkembang sangat cepat, apalagi sudah bersifat multi platform, di mana internet dan gawai pintar menggurita dan menjaring semua manusia termasuk anak-anak hingga balita, oleh sebab itu pengawasan orang tua jadi sangat penting dan perlu ditekankan.

“Jangan sampai orang tuanya pun kecanduan untuk bermain video game. Semuanya harus wajar dan seimbang. Orang tua harus mengawasi anaknya dengan bijak dan arif,” tutur Ghafur lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×