kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah dianggap proaktif, Morgan Stanley overweight pasar saham Indonesia


Jumat, 02 November 2018 / 12:36 WIB
Pemerintah dianggap proaktif, Morgan Stanley overweight pasar saham Indonesia
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Grace Olivia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga keuangan Morgan Stanley memberi pandangan "overweight" pada pasar ekuitas Indonesia untuk periode 2019. Di tengah ketidakpastian perekonomian global, kebijakan pemerintah yang proaktif diproyeksi akan mengembalikan minat investor pada pasar saham maupun keungan domestik tahun depan.

Berdasarkan keterangan analisis yang diterima Kontan, Kamis (1/11), Morgan Stanley memproyeksi pertumbuhan laba bersih saham (EPS) Indonesia tahun depan akan mencuat 14%. Ini didukung oleh kinerja emiten non-bank yang akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan PDB nominal. Kinerja emiten bank yang mendominasi kapitalisasi indeks juga diperkirakan akan meningkat seiring pertumbuhan kredit yang didukung oleh sektor privat pasca pemilihan umum nanti.

Pandangan optimistis tersebut, menurut Morgan Stanley, salah satunya didasari oleh langkah kebijakan pemerintah yang dinilai cukup positif. Bank Indonesia (BI) bersikap proaktif menghadapi penguatan dollar dan pengetatan moneter Amerika Serikat (AS).

Pertama, BI menggeser fokusnya dari pertumbuhan ke stabilitas. Kedua, BI mengambil sikap "ahead the curve" dengan mengerek suku bunga 150 bps sepanjang tahun ini. Ketiga, membuat kebijakan makroprudensial pada pinjaman kredit pemilikan rumah (KPR).

Di samping kebijakan moneter, Morgan Stanley juga mengamati kebijakan fiskal pemerintah dalam rangka menjaga neraca transaksi berjalan. Antara lain, tarif impor pada 1.147 barang konsumsi, kebijakan penggunaan biodiesel 20% (B20), mereview impor barang modal, dan menunda beberapa proyek infrastruktur.

Namun, Morgan Stanley tetap memprediksi pertumbuhan ekonomi melambat di tahun 2018 dan 2019. Sejalan dengan konsensus, pertumbuhan ekonomi akhir tahun ini diproyeksi sebesar 5,2% dan akan tetap sama hingga tahun depan. Padahal, sebelumnya konsensus memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 bisa mencpaai 5,5%.

Sementara, defisit transaksi berjalan (CAD) di kuartal-III 2018 diperkirakan memuncak menjadi US$ 9,4 - US$ 10,8 miliar. Sementara, CAD diprediksi mencapai 2,4% dari PDB pada akhir 2018 dan menyempit menjadi 2,3% dari PDB pada akhir 2019.

Adapun, setahun ke depan, Morgan Stanley memprediksi indeks MSCI Indonesia akan mengalami upside setidaknya 7% dari posisi saat ini ke level 6.906 pada akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×