kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah berencana memangkas subsidi solar


Senin, 13 Juni 2016 / 16:06 WIB
Pemerintah berencana memangkas subsidi solar


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemkeu) Suahasil Nazara mengatakan pemerintah mengusulkan pemangkasan subsidi solar sebesar Rp 650 per liter. Dengan demikian, subsidi solar yang tadinya Rp 1.000 per liter menjadi Rp 350 per liter.

Menurut Suahasil, dengan berkurangnya subsidi tersebut maka harga solar akan mendekati harga dunia. "Seperti premium yang sudah harga dunia tetapi tetap ditentukan pemerintah secara berkala," kata dia di kantornya, Senin (13/6).

Meski demikian menurutnya, pemangkasan tersebut masih akan menunggu keputusan badan anggaran (Banggar). Rencananya, pembahasan anggaran subsidi akan dilakukan setelah Panja pemerintah dan DPR membahas dan menyepakati penerimaan pajak (PPh) migas dan penerimaan bukan pajak (PNBP) yang dijadwalkan pada Rabu (15/6) mendatang.

Dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara RAPBN-P 2016, pemerintah mengusulkan pemangkasan anggaran subsidi BBM dan LPG tiga kilo gram (kg) Rp Rp 23,1 triliun dari alokasi dalam APBN 2016 menjadi Rp 40,6 triliun. Sementara itu, pemerintah mengusulkan tambahan anggaran subsidi listrik Rp 18,8 triliun menjadi Rp 57,2 triliun.

Sedangkan subsidi energi, diusulkan bertambah Rp 10,4 triliun menjadi Rp 90,8 triliun. Dengan demikian secara keseluruhan total anggaran subsidi dalam RAPBN-P 2016 diusulkan naik Rp 6,1 triliun menjadi Rp 188,7 triliun.

Suahasil mengaku, pemangkasan anggaran subsidi BBM dan LPG tiga kg tersebut akan berdampak terhadap inflasi. Oleh karena itu lanjutnya, pihaknya juga mengusulkan target inflasi dalam RAPBN-P 2016 sebesar 4%, lebih tinggi dibanding inflasi tahun lalu yang sebesar 3,4%. Meski demikian, pemerintah lebih optimistis, sebab target inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan dalam APBN yang sebesar 4,7%.

"Target inflasi itu juga mempertimbangkan dampak lain lagi, yaitu kenaikan tarif listrik sekitar Juni atau Juli," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×