kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.284.000   34.000   1,51%
  • USD/IDR 16.595   -40,00   -0,24%
  • IDX 8.169   29,39   0,36%
  • KOMPAS100 1.115   -0,85   -0,08%
  • LQ45 785   2,96   0,38%
  • ISSI 288   0,88   0,31%
  • IDX30 412   1,48   0,36%
  • IDXHIDIV20 463   -0,53   -0,11%
  • IDX80 123   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 129   -0,13   -0,10%

Pemerintah akan Wajibkan Campuran Etanol di BBM, Simak Dampaknya untuk Kendaraan


Selasa, 07 Oktober 2025 / 20:47 WIB
Pemerintah akan Wajibkan Campuran Etanol di BBM, Simak Dampaknya untuk Kendaraan
ILUSTRASI. Pemerintah akan Wajibkan Campuran Etanol di BBM, Simak Dampaknya untuk Kendaraan


Reporter: kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Pemerintah akan mewajibkan campuran etanol 10% (E10) dalam bahan bakar minyak (BBM). Pencampuran etanol lazim terjadi di BBM Pertamina, tapi Shell, BP-AKR dan Vivo tidak. Lalu, apa dampak pencampuran etanol untuk mesin kendaraan bermotor?

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengumumkan bahwa pemerintah akan segera menerapkan mandatori etanol 10% dalam BBM. Kebijakan ini bakal menggantikan program E5, yang saat ini baru diterapkan di produk Pertamax Green 95.

“Ke depan, kita mendorong untuk ada E10. Presiden sudah menyetujui rencana mandatori 10 persen etanol,” ujar Bahlil dalam acara Indonesia Langgas Energi di Sarinah, Jakarta, Selasa (6/10/2025).

E10 adalah jenis BBM yang mengandung 10% etanol—zat alami yang dihasilkan dari bahan baku pertanian seperti tebu, jagung, dan singkong. Dengan kandungan ini, E10 dinilai lebih ramah lingkungan karena membantu menurunkan emisi karbon dan mengurangi ketergantungan Indonesia pada energi fosil impor.

Baca Juga: Daftar Maganghub.kemnaker.go.id, Pemagang Dapat Uang Saku Upah Minimal, Cek UMP 2025

Bahlil menegaskan, langkah ini bukan hanya demi lingkungan, tetapi juga untuk kemandirian energi nasional. “Kita campur bensin dengan etanol supaya impor BBM berkurang dan udara jadi lebih bersih,” kata Bahlil.

Pemerintah menilai etanol sebagai solusi ganda: mengurangi emisi gas buang sekaligus mendukung petani lokal. Pasalnya, bahan baku etanol bisa dipasok dari hasil pertanian dalam negeri.

Artinya, semakin tinggi penggunaan etanol, semakin besar pula peluang bagi petani tebu, jagung, dan singkong untuk menikmati pasar baru dari hasil panennya.

Meski sudah mendapat restu dari Presiden, Bahlil menegaskan bahwa penerapan BBM E10 tidak akan dilakukan secara tergesa-gesa. “Masih perlu waktu sekitar dua sampai tiga tahun untuk persiapan. Kita harus uji coba dulu sampai benar-benar siap,” jelasnya.

Langkah uji coba ini mencakup aspek teknologi, infrastruktur distribusi, hingga kesiapan pasokan etanol nasional.

Kebijakan mandatori E10 menjadi bagian dari strategi besar Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan beralih ke energi terbarukan. Jika program ini berhasil, Indonesia akan sejajar dengan negara-negara lain yang sudah lebih dulu mengadopsi biofuel ramah lingkungan.

Dengan rencana E10 ini, bukan tidak mungkin ke depan kendaraan di jalanan Indonesia akan menggunakan BBM yang lebih bersih, efisien, dan mendukung keberlanjutan bumi.

Tonton: Penggugat Tegas MInta Gibran Mundur, Tolak Ganti Rugi Rp 125 Triliun untuk Damai

Dampak etanol untuk kendaraan

Tri Yuswidjajanto, Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) yang juga pakar bahan bakar dan pelumas, penambahan etanol 3,5% pada bensin atau yang disebut E3,5 tidak menimbulkan efek berarti terhadap performa mesin. 

“Kalau dihitung dari kandungan energinya, penurunan sangat kecil, hanya sekitar 1% dari bensin murni. Jadi secara praktik, pengemudi tidak akan merasakan perbedaan pada akselerasi maupun kecepatan puncak,” kata Tri kepada Kompas.com, Minggu (5/10/2025). 

Tri menjelaskan, bensin murni memiliki kandungan energi sekitar 40 megajoule per kilogram (MJ/kg), sedangkan etanol sekitar 28,25 MJ/kg. 

Dengan campuran 3,5% etanol, energi total bahan bakar menjadi 39,6 MJ/kg. “Artinya, penurunan nilai kalor atau energi hanya 1% dibanding bensin biasa. Itu jauh di bawah batas toleransi yang ditetapkan oleh World Wide Fuel Charter (WWFC), yaitu maksimum 2%,” ujarnya. 

Ia menambahkan, penurunan energi sekecil itu tidak akan memengaruhi efisiensi konsumsi bahan bakar, respons pedal gas, atau kinerja mesin dalam kondisi normal. 

Mesin modern pun sudah mampu menyesuaikan rasio udara-bahan bakar secara otomatis. “Kalau kadarnya masih di bawah lima persen seperti E3,5, performa tetap sama. Yang penting bahan bakar memenuhi standar mutu, oktannya sesuai, dan sistem pembakaran kendaraan dalam kondisi baik,” kata Tri.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemerintah Mau Wajibkan Campuran Etanol 10 Persen di BBM ", dan "Bensin Campur Etanol: Apa Dampaknya pada Performa?"

Selanjutnya: Cadangan Devisa RI Turun Jadi US$ 148,7 Miliar, Ekonom: Tekanan Bersifat Sementara

Menarik Dibaca: Rekomendasi Cushion Flawless dari Studio Tropik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×