Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Pemerintah akan menambah porsi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) berdedominasi valuta asing (valas). Langkah ini dilakukan sebagai tindak lanjut kondisi ekonomi global terutama Amerika yang sedang pulih.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, kondisi ekonomi global tahun ini masih diliputi ketidakpastian. Hanya ekonomi negeri paman sam yang membaik dan dapat diandalkan.
Maka dari itu, pemerintah ingin mengurangi tekanan terhadap gejolak pasar. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengurangi pengeluaran SBN dalam mata uang rupiah dan memperbanyak penerbitan SBN dalam bentuk valas, atau memperbesar pinjaman luar negeri berbasis multilateral dan bilateral.
"Kita batasi rupiah karena melihat potensi sudden reversal (penarikan tiba-tiba) karena kepemilikan asingnya 38%," ujar Bambang, Senin (5/1). Secara keseluruhan, ia menjelaskan, pemerintah akan melakukan evaluasi terhadap struktur utang Indonesia.
Sekedar gambaran, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) porsi kepemilikan asing hingga 31 Desember 2014 tercatat 38,13% atau Rp 461,35 triliun dari total kepemilikan SBN sebesar Rp 1.209,96 triliun.
Keinginan pemerintah yang ingin mengarahkan defisit ke level 2% dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015 adalah untuk mengurangi tekanan yang berasal dari pasar. Asal tahu saja, dalam APBN 2015 target penerbitan SBN adalah Rp 277 triliun dengan porsi SBN dalam bentuk rupiah adalah 80% dan SBN valas 20%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News