kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Pemda Diminta Terlibat Aktif Capai Target Sektor Kesehatan


Senin, 05 Juni 2023 / 22:13 WIB
Pemda Diminta Terlibat Aktif Capai Target Sektor Kesehatan
ILUSTRASI. Kader posyandu menimbang berat badan balita di Aula Posyandu, Kampung Nelayan Sebrang Belawan, Medan, Sumatra Utara.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) membeberkan, terdapat 10 indikator Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Presiden Jokowi yang sulit tercapai di 2024.

Menteri PPN atau Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa mengatakan, 10 capaian yang sulit dicapai tersebut mulai dari masalah stunting, obesitas, hingga tingkat merokok pada anak usia dini.

Direktur Riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Berly Martawardaya mengatakan, sektor kesehatan bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat melainkan juga tanggung jawab pemerintah daerah seperti pemerintah kabupaten/kota.

"Jadi perlu dipikirkan skema untuk dorong pemkab/kota perbaiki kinerja bidang kesehatan," ujar Berly saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (5/6).

Baca Juga: Target Penurunan Stunting di 2024 Sulit Dicapai, Ini Upaya Yang Dilakukan Pemerintah

Untuk mendorong peran aktif pemda, Menurut Berly, dapat dibuat scoring/index, lalu diumumkan sehingga pemda yang kinerjanya rendah jadi termotivasi untuk meningkatkan kinerja. "Atau yang naik kinerjanya dapat tambahan dana transfer dari pusat," ucap Berly.

Suharso memerinci, permasalahan pertama yang tidak akan terselesaikan Jokowi adalah imunisasi dasar lengkap yang ditargetkan mencapai angka 90% pada 2024. Hal ini sulit dicapai mengingat hingga 2022 saja, angka imunisasi baru menyentuh 63,17%.

Kedua, terkait angka stunting yang dialami balita  dengan target di 2024 sebesar 14%. Hal tersebut sulit dicapai, sebab angka stunting pada 2022 masih sebesar 21,6%.

Ketiga, tingkat wasting pada balita alias penurunan berat badan yang ditargetkan mencapai 7% di 2024. Padahal, di 2022 tingkat wasting balita masih berada di level 7,7%.

Baca Juga: Ini Alasan RUU Kesehatan Banyak Mendapat Penolakan dari Organisasi Profesi

Keempat, masalah insidensi tuberculosis (per 100.000 penduduk) yang diharapkan bisa di level 297 pada 2024. "Tuberkulosis kita berharap di 297 per 100.000 penduduk. Tapi di 2022 saja baru 354 per 100 penduduk,” kata Suharso saat melakukan rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Senin (5/6).

Kelima terkait eliminasi malaria di kabupaten/kota yang ditargetkan 405 pada 2024, namun pada 2022 saja baru di level 372.

Keenam, terkait eliminasi kusta di kabupaten/kota pada 2024 ditargetkan di level 514, namun sulit tercapai sebab pada 2022 saja baru mencapai 403. “Sekarang kusta kita dapati di satu kecamatan yang dekat dengan Jakarta,” kata Suharso.

Baca Juga: Ini yang Akan Dilakukan IDI Jika RUU Kesehatan Disahkan

Ketujuh, angka merokok pada anak yang ditargetkan 9,7% pada 2024, namun sulit tercapai lantaran pada 2022 saja capaiannya sebesar 9,10%.

Kedelapan, masalah obesitas penduduk dewasa. Kesembilan, fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) yang masih tercatat 56,07% di 2022, padahal target Jokowi di 2024 tembus 100%.

"(Kesepuluh) Terakhir, puskesmas dengan tenaga kesehatan sesuai standar. Ini di 2022 baru 56,07% dari target 83% di 2024,” pungkas Suharso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×