Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 yang membatasi segala aktivitas sosial dan ekonomi, berdampak pada perekonomian. Dampak terbesar dari pandemi juga dirasakan kaum perempuan.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga menyebut, pandemi juga berperan dalam memperluas ketidaksetaraan gender yang sudah ada sebelumnya. Perempuan menjadi sisi rentan terlebih yang berkaitan dengan permasalahan ekonomi.
Banyak sekali pekerja perempuan yang mengalami pemutusan hubungan (PHK) baik di sektor formal informal dan juga bagi pekerja migran. "Cukup signifikan angka perempuan yang menjadi tulang punggung dari keluarga mereka karena mungkin suaminya tidak bekerja atau sudah meninggal dunia akibat Covid-19," kata Ayu dalam G20 Empower yang diselenggarakan secara virtual, Rabu (18/5).
Lebih khusus lagi, pelaku usaha perempuan juga merasakan dampak yang besar dari akan keberlanjutan usaha karena pandemi. Hal ini mengingat tingginya bahan baku dan biaya produksi.
Baca Juga: Presidensi G20-B20 Momen Tingkatkan Kolaborasi Korporasi dengan UMKM
Padahal, perempuan memiliki porsi yang besar dalam perekonomian nasional bahkan global. Di skala kecil, Ayu menyebut, perempuan memiliki peran besar dalam ketahanan perekonomian keluarga.
"Maka sudah jadi tugas kita semua untuk memberdayakan perempuan dan mendorong keberlanjutan kewirausahaan perempuan untuk terus memberikan penghidupan bagi keluarganya dan melindungi mereka dari stigmatisasi, stereotipe serta konstruksi sosial lain yang bahaya bagi perempuan dan juga kekerasan berbasis gender," ujarnya.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menambahkan, dari 64 juta UMKM di Indonesia, sekitar 64% merupakan usaha yang dijalankan perempuan.
Kemudian kontribusi UMKM pada produk domestik bruto (PDB) nasional sendiri mencapai 60%. Maka dukungan pada pemberdayaan produktivitas perempuan menjadi langkah yang harus dilakukan dalam upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Teten menambahkan, membangun produktivitas perempuan pasca pandemi dan mendukung peningkatan dan perluasannya menjadi satu pilar yang sangat penting bagi perkembangan perekonomian.
Dalam hal ini, Kementerian Koperasi dan UKM telah mengadakan seminar untuk mendorong pemberdayaan para pengusaha perempuan yang menjadi side event dalam G20 Empower.
"Kita mengadopsi 3 aplikasi kebijakan yang dapat memperkuat terhadap kesejahteraan gender dan juga pemberdayaan perempuan dalam membangun kembali produktivitas perempuan terutama pada UMKM yang dimotori perempuan," kata Teten.
Menurut Teten, upaya memberdayakan produktivitas perempuan pasca pandemi yakni, pertama, dengan meningkatkan kolaborasi pemerintah swasta dan juga investor untuk mendukung kewirausahaan perempuan.
Kedua, mendukung kebijakan di bidang keuangan dan infrastruktur yang fokus kepada isu gender. Ketiga, meningkatkan literasi keuangan digital untuk meningkatkan investasi dalam usaha.
Teten melihat, pemulihan yang berbasis perempuan juga akan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan. Ia berharap dengan Indonesia sebagai Presidensi G20 yang juga mengusung isu perempuan dan ekonomi berkelanjutan dapat menghasilkan masukan kongkret bagi pemulihan pasca pandemi di Indonesia, negara G20 lainnya dan global.
Baca Juga: Presidensi G20 Momentum Indonesia Raih Kepercayaan Investor Global
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News