Reporter: Herlina KD | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Beban subsidi yang membengkak membuat defisit anggaran sampai akhir tahun ini meningkat menjadi 2,31%. Untuk menambal defisit ini, alternatif yang paling memungkinkan adalah dengan menambah pembiayaan.
Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistyaningsih mengungkapkan, meski dalam hitungan pemerintah defisit APBNP 2012 bakal membengkak hingga 2,31%, tapi ia yakin jika dipadukan dengan kinerja penyerapan anggaran yang masih belum optimal, realisasi defisit anggaran akan jauh di bawah perkiraan tersebut.
Menurutnya, pembengkakan subsidi memang memberatkan anggaran. Tapi, di sisi lain, kinerja penyerapan anggaran pemerintah rata-rata masih di kisaran 95%. Sehingga, "Sampai akhir tahun mungkin realisasi defisit hanya 1,8%," jelasnya Kamis (20/9).
Beban subsidi yang besar di tengah ancaman penurunan setoran pajak dari pos pajak penghasilan memang membuat pemerintah ketar-ketir. Namun, Lana masih optimistis setoran pajak di pos lain seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) masih bakal tumbuh karena konsumsi dalam negeri cukup tinggi. Sehingga, penurunan setoran PPh bisa dikompensasi dengan kenaikan setoran PPN.
Kalaupun setoran PPN tak bisa mengompensasi penurunan PPh, Lana bilang pemerintah memiliki alternatif untuk menambah pembiayaan melalui penerbitan surat utang. "Pemerintah masih mungkin menerbitkan obligasi karena minat pasar masih bagus. Ini terbukti dengan tingginya permintaan pada lelang-lelang terakhir," katanya.
Dalam APBNP 2012, pemerintah menargetkan defisit anggaran sebesar Rp 190,1 triliun atau 2,23% dari PDB. Defisit ini salah satunya akan ditambal dengan penarikan surat utang. Untuk tahun 2012 pemerintah berencana menerbitkan surat berharga negara sebesar Rp 159,6 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News