kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pembayaran bunga utang 2013 terancam membengkak


Selasa, 17 September 2013 / 18:12 WIB
Pembayaran bunga utang 2013 terancam membengkak
ILUSTRASI. Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Melemahnya nilai tukar rupiah diperkirakan bisa berdampak pada membengkaknya realisasi pembayaran bunga utang tahun 2013.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengakui, akan ada pembengkakan bunga utang, meskipun tidak terlalu besar.

Dalam pagu yang ditetapkan dalam Anggaran pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2013, jumlah bunga utang yang akan dibayar sebesar Rp 112,52 triliun.

Dari total pagu pembayaran bunga utang itu, sebagian besar dianggarkan untung membayar bunga utang dalam negeri sebesar Rp 96,76 triliun atau sekitar 86% dari total pagu.

Sedangkan sisanya sebesar Rp 15,76 triliun, atau sebesar 14% berupa beban bunga utang luar negeri. Nah, beban bunga utang luar negeri inilah yang diperkirakan akan terpengaruh depresiasi nilai tukar rupiah.

"Pembengkakan pembayaran bunga utang ini memang akan berdampak juga pada defisit neraca anggaran, tapi sangat tipis dan tidak berbahaya," katanya, Selasa (17/9) kepada KONTAN.

Hanya saja, Chatib tidak merinci seberapa besar pembengkakan realisasi pembayaran bunga utang tersebut.

Sementara itu, Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Kemenkeu Robert Pakpahan menambahkan, selain dalam bentuk mata uang Dollar AS, utang luar negeri juga ada yang berupa mata uang asing misalnya saja Yen Jepang.

Sebagai rinciannya, Robert bilang, dari total utang yang dimiliki Pemerintah, terdapat utang yang berbentuk US$ sebesar 25%, Rupiah 56% dan yen 12%. "Jadi hanya 25% yang terpengaruh dari pelemahan nilai tukar," ujar Robert.

Oleh karena itu, ia memperkuat pernyataan Chatib, bahwa meski terjadi depresiasi rupiah terhadap Dollar AS tidak akan mengganggu kantong negara.

Dari data DJPU per 31 Juli 2013 lalu, diketahui kalau jumlah bunga utang yang sudah dibayar oleh Pemerintah mencapai Rp 65,3 triliun.

Dari total itu, beban bunga utang luar negeri yang sudah dibayar mencapai Rp 7,6 triliun atau 48% terhadap pagu anggaran pembayaran bunga utang luar negeri.

Sedangkan untuk bunga utang dalam negeri yang sudah dibayar mencapai Rp 57,7 triliun atau baru 59% dari pagu anggaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×