kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pembatasan BBM subsidi tak ada, defisit anggaran membesar


Senin, 18 April 2011 / 17:04 WIB
Pembatasan BBM subsidi tak ada, defisit anggaran membesar
ILUSTRASI. Karyawan menggunakan penutup wajah melintas di depan papan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Jumat (3/7). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke zona hijau pada akhir perdagangan hari ini, Jum'at (03/07). Pada pukul 16.00 WI


Reporter: Bambang Rakhmanto | Editor: Edy Can

JAKARTA. Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, anggaran subsidi berpotensi membengkak bila pembatasan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) subsidi tidak segera dilakukan. Bukan hanya itu, defisit anggaran pun bisa membesar.

Askolani mengungkapkan, kenaikan harga minyak mentah dunia telah membuat harga keekonomian BBM sekarang semakin jauh dari patokan BBM bersubsidi. Cuma, dia tidak menyebutkan berapa besarannya.

Yang jelas, setiap kenaikan harga minyak mentah Indonesia sebesar US$ 10 per barel maka akan menambah anggaran subsidi sekitar Rp 26 triliun. Sementara berdasarkan data Kementerian Keuangan, realisasi anggaran subsidi sampai Maret 2011 sudah mencapai Rp 32,4 triliun atau 17,3% dari alokasi APBN 2011.

Hingga kini, pemerintah masih belum memutuskan pembatasan konsumsi BBM subsidi. “Kami belum ada rencana, termasuk untuk menaikkan harga BBM. Pemerintah belum ada pikiran kearah sana,” ucap Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Senin (18/4).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×