kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.209   -29,00   -0,18%
  • IDX 7.106   9,09   0,13%
  • KOMPAS100 1.062   0,11   0,01%
  • LQ45 836   0,28   0,03%
  • ISSI 215   0,22   0,10%
  • IDX30 427   0,57   0,13%
  • IDXHIDIV20 515   1,62   0,31%
  • IDX80 121   -0,01   -0,01%
  • IDXV30 125   -0,18   -0,14%
  • IDXQ30 143   0,25   0,18%

Pembatasan aktivitas bisa jadi hambatan target devisa pariwisata tahun ini


Minggu, 21 Juni 2020 / 19:11 WIB
Pembatasan aktivitas bisa jadi hambatan target devisa pariwisata tahun ini
ILUSTRASI. Pemerintah menargetkan mendapat kunjungan wisman sebesar 2,8 juta kunjungan hingga 4 juta kunjungan.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 yang masih menyelubungi dunia, membuat tekor sektor pariwisata. Pandemi ini memaksa adanya pemberlakuan pembatasan mobilitas lewat pintu masuk wisatawan, sehingga menurunkan pergerakan wisatawan baik nusantara (wisnus) maupun mancanegara (wisman).

Padahal, kunjungan wisman merupakan salah satu sumber cadangan devisa (cadev) bagi Indonesia. Untuk itu, pemerintah pun akhirnya melakukan penyesuaian target pariwisata dalam kurun waktu 2020-2024.  

Di tahun ini, pemerintah menargetkan mendapat kunjungan wisman sebesar 2,8 juta kunjungan hingga 4 juta kunjungan. Jumlah ini menurun drastis dari realisasi kunjungan wisman pada tahun lalu yang mencapai 16,1 juta kunjungan.

Baca Juga: Bidik devisa pariwisata hingga US$ 4 miliar pada 2020, apa strategi pemerintah?

Dengan jumlah kunjungan tersebut, ditargetkan penerimaan devisa pariwisata hanya akan berada di kisaran US$ 2,8 miliar-US$ 4,0 miliar. Target ini tentu juga anjlok dari devisa pariwisata di sepanjang tahun 2019 yang mencapai US$ 19,7 miliar.

Meski target devisa pariwisata sudah dipangkas jauh lebih rendah dari realisasi pada tahun lalu, peneliti ekonomi senior Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi menilai pemerintah masih akan sulit dalam mewujudkan target tersebut. "Sulit dengan kondisi sekarang. Ada restriksi dan atau persyaratan perjalanan baik dari pihak pemerintah Indonesia maupun negara lain," kata Eric kepada Kontan.co.id, Minggu (21/6).

Baca Juga: Danau Toba dibuka untuk kunjungan turis asing di akhir 2020

Eric menambahkan, meski saat ini memang larangan perjalanan sudah mulai dilonggarkan, tetapi masih banyak warga negara lain yang cenderung belum mau berwisata sampai wabah Covid-19 di dunia mampu dikendalikan. Apalagi, menimbang jumlah kasus di Indonesia yang terus bertambah.

Belum lagi, adanya risiko gelombang kedua penyebaran virus yang masih menghantui. Sehingga menurutnya, walau ditawarkan insentif wisata pun, kunjungan wisman tahun ini tidak akan banyak.

Eric mengimbau, saat ini pemerintah lebih baik fokus dalam pengendalian wabah Covid-19 sebagai inti permasalahannya. Ia juga berharap, kalau tahun depan Covid-19 sudah mulai terkendali.

Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) berencana buka rute penerbangan ke tiga negara ini

"Tahun depan semoga bisa lebih baik, jika sudah ada vaksin dan obat terhadap Covid-19. Ini akan membantu memulihkan turisme," tandas Eric.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×