kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembangunan Akses Internet Dapat Meningkatkan Ekonomi Nasional


Jumat, 29 April 2022 / 12:33 WIB
Pembangunan Akses Internet Dapat Meningkatkan Ekonomi Nasional
ILUSTRASI. Kontan - Bakti Kominfo Kilas Online


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal

KONTAN.CO.ID - Akses internet dan teknologi digital sangat penting untuk wilayah terluar, tertinggal, dan terdepan (3T). Dengan kemudahan akses internet, masyarakat bisa menikmati teknologi digital dan membuka peningkatan ekonomi ke berbagai wilayah di Indonesia.

Pernyataan itu disampaikan oleh Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Anang Latif. Dengan jumlah penduduk yang signifikan, Indonesia berpeluang mengembangkan industri telekomunikasi. Namun, sulitnya akses jalan menuju wilayah 3T kadang menjadi hambatan mengembangkan potensi telekomunikasi.

Bagi Anang, hambatan tersebut justru menjadi tantangan dan pembuktian Kominfo untuk berbakti kepada negeri. Tantangan tersebut ia buktikan dengan pencanangan 4.200 base transceiver station (BTS) 4G yang akan dibangun pada wilayah 3T, termasuk Papua sampai tahun 2023. Melihat banyaknya jumlah BTS dan biaya logistik pengiriman material, Anang memprediksi anggaran yang akan digunakan mencapai Rp 11 triliun.

"BAKTI Kominfo akan terus berkomunikasi dengan Kementerian Keuangan agar pembiayaan untuk membangun infrastruktur telekomunikasi di daerah 3T bisa tetap tersedia," ungkap dia, Minggu (24/4).

Khusus Provinsi Papua, BAKTI Kominfo akan mendirikan 2.200 BTS 4G pada tahap pertama. Sedangkan Papua Barat bakal dibangun 45 BTS 4G.

Pembangunan BTS ini juga dikendalai hambatan lokal. Hambatan lokal meliputi kondisi geografis alam, persoalan logistik, transportasi dan ketersediaan SDM. Lebih berat lagi, beberapa desa di kawasan 3T belum terdapat aliran listrik dan infrastruktur jalan yang layak.

Contohnya seperti Pegunungan Papua. Transportasi udara sangat diperlukan guna mengangkut material BTS. Jumlah transportasi yang minim dan mahal tidak sesuai dengan material yang dibutuhkan membangun BTS.

Tantangan tersebut pun diakui oleh Pengamat teknologi Heru Sutadi. Pria yang juga menjadi Direktur Eksekutif ICT tersebut menambahkan, kondisi geografis dan jalan yang kurang memadai sebagai faktor sulitnya pengembangan kawasan 3T. Apalagi beberapa daerah masuk dalam kawasan konflik, sehingga membuat biaya investasi menjadi mahal.

"Sulit mengharapkan operator terutama swasta, sehingga mau tak mau negara melalui BAKTI Kominfo harus hadir dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi di wilayah 3T," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×