Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pemangkasan diminta untuk selektif ketika akan memangkas anggaran belanja. Sebab, jika tidak dilakukan dengan hati-hati dan perhitungan yang tepat langkah itu akan menahan laju pertumbuhan ekonomi.
Padahal, pemerintah berharap pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa lebih tinggi dari tahun lalu. Namun, jika pemangkasan belanja dilakukan tanpa perhitungan, target pertumbuhan 5,2% akan terancam.
Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistyaningsih mengatakan, jika pemangkasan anggaran dilakukan untuk sektor produktif maka daya dorong ekonomi akan berkurang. "Pemerintah harus mempertahankan belanja yang produktif, seperti belanja modal," kata Lana, Minggu (7/8) di Jakarta.
Jangan sampai, kejadian saat penyusunan APBN Perubahan tahun 2016 kembali terulang, ketika pemerintah memangkas sebagian besar anggarannya, termasuk sejumlah belanja modal. Tetapi di sisi lain, anggaran untuk Kementerian Pertahanann dan kepolisian malah meningkat.
Padahal anggaran di kedau Kementerian/Lembaga (K/L) tersebut lebih bersifat konsumtif. Jika anggaran belanja modal berkurang dampaknya tidak hanya untuk realisasi investasi pemerintah saja.
Investasi swasta juga akan tertahan, karena ada sinyal yang kurang baik bagi sektopr swasta jika anggaran kembali dipangkas. Padahal, anggaran belanja modal pemerintah diharapkan bisa menjadi stimulus investasi swasta.
Lana juga melihat, melambatnya pertumbuhan investasi karena masih terbatsnya gerak swasta. hal itu tercermin dari pertumbuhan impor barang modal yang juga rendah.
Ia memperkirakan pertumbuhan investasi hingga akhir tahun sulit untuk diatas 5%. Dampaknya, maka pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan juga tidak sulit untuk diatas 5%. Ia memperkirakan pertumbuhan ada dalam rentang antara 4,8%-512%.
Pemangkasan Anggaran Ancam Pertumbuhan Investasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News