Reporter: Indra Khairuman | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Amerika Serikat (AS) dan China membuat kesepakatan sementara untuk menurunkan tarif impor yang bisa memberikan peluang bagi ekonomi Indonesia, meningkatkan kebutuhan barang, dan memperkuat posisi industri domestik di tengah tantangan global.
Nailu Huda, Direktur Ekonomi Digital Center of Economoic and Law Studies (CELIOS), menjelaskan bahwa kesepakatan yang terjalin antara AS dan China diharapkan mampu meningkatkan ekonomi global yang kini diprediksi semakin melemah.
“Kesepakatan yang terjadi diharapkan bisa mendorong permintaan barang dari AS dan China ke masing-masing negara,” ujar Huda kepada Kontan.co.id, Selasa (13/5).
Baca Juga: Setengah Tahun Pemerintahan Prabowo, Bagaimana Perekonomian Indonesia?
Ini berpotensi meningkatkan permintaan terhadap barang-barang bahan baku untuk proses produksi, khususnya prduk dari China yang dikirim ke AS, termasuk bahan mentah dari Indonesia.
Huda juga menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi global kemungkinan dapat sedikit menguat.
“Permintaan barang secara global akan kembali normal,” jelas Huda.
Ia mengingatkan bahwa jika ketegangan perang dagang ini berlanjut dalam ketidakpastian, permintaan barang secara global akan menurun, yang bisa memberikan dampak negatif bagi ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Melambat, BI: Investor Masih Optimistis
Pemerintah Indonesia diharapkan bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk bernegosiasi dengan pemerintah AS mengenai tarif yang dikenakan untuk Indonesia.
“Jikalau dengan China saja bisa terjadi kesepakatan yang menguntungkan, pemerintah harusnya bisa mengambil langkah yang serupa,” tegasnya.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya menerapkan kebijakan preventif jika kesepakatan ini tidak berlanjut, serta kesiapan industri domestik untuk menghadapi tekanan jika perubahan tarif terjadi.
Huda memberikan saran agar pemerintah melakukan negosiasi dengan China terkait penggunaan bahan baku yang berasal dari Indonesia untuk melindungi ekspor Indonesia ke China.
“Pemerintah juga perlu mempersiapkan iklim investasi yang baik bagi investor guna menampung investor yang mungkin saja bisa pindah dari China,” tambahnya.
Dengan upaya tersebut, diharapkan Indonesia bisa mengambil peluang yang ada dan mengurangi risiko yang mungkin muncul akibat ketidakpastian dalam perdagangan global.
Baca Juga: Tarif AS-China Turun Sementara, Ekonom: Positif bagi Rupiah dan Ekonomi Indonesia
Selanjutnya: Avtur Pertamina Dukung Pemberangkatan 221 Ribu Jamaah Haji Indonesia
Menarik Dibaca: Ancam Posisi KKN di Desa Penari, Jumlah Penonton Film Jumbo Tembus 9,47 Juta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News