kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pelonggaran PPKM, Bank Mandiri perkirakan inflasi Oktober 2021 capai 0,12% mom


Minggu, 31 Oktober 2021 / 10:45 WIB
Pelonggaran PPKM, Bank Mandiri perkirakan inflasi Oktober 2021 capai 0,12% mom


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Mandiri melihat adanya peningkatan harga (inflasi) pada Oktober 2021. Proyeksi itu diambil setelah pada September 2021, tercatat ada penurunan harga atawa deflasi sebesar 0,04% dibandingkan bulan sebelumnya atawa month on month (mom).

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan, inflasi pada bulan laporan sebesar 0,12% mom atau secara tahunan berada di kisaran 1,66% yoy.

“Peningkatan harga ini didorong oleh faktor musiman, karena peningkatan harga pangan dan peningkatan harga jasa transportasi,” ujar Faisal kepada Kontan.co.id, Jumat (29/10).

Faisal kemudian memerinci, peningkatan kelompok pangan didorong oleh naiknya beberapa harga komoditas, seperti cabai merah, minyak goreng, daging ayam, dan cabai rawit.

Sementara peningkatan kelompok jasa transportasi didorong oleh pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level di sejumlah daerah sehingga mendorong mobilitas publik.

Baca Juga: Bank Permata proyeksi inflasi Oktober 2021 sebesar 0,10% mom, ini faktor pendorongnya

Ke depan, Faisal memperkirakan tingkat inflasi di akhir 2021 akan berada di kisaran 1,8% hingga 1,9%, alias berada di bawah kisaran sasaran Bank Indonesia yang sebesar 2% - 4%.

Meski begitu, Faisal sudah melihat ada potensi peningkatan inflasi dari sisi permintaan, seiring dengan melandai-nya tekanan pada kuartal IV-2021 dan mendorong pemulihan ekonomi.

Tak hanya itu, Indonesia juga diimbau tak terlalu terlena dengan tingkat inflasi yang rendah. Pasalnya, masih ada potensi tekanan dari persediaan seiring dengan inflasi Indeks Harga Produsen dan Wholesale Price Index (WPI) yang sudah ada di atas inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK).

“Hal ini didorong masih tingginya harga komoditas selama krisis energi global,” tandas Faisal.

Selanjutnya: IHSG diproyeksi menguat terbatas, ini rekomendasi saham untuk Senin (1/11)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×