kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pekerjaan rumah pemerintah masih besar untuk tanggulangi kemiskinan


Senin, 30 Juli 2018 / 19:32 WIB
Pekerjaan rumah pemerintah masih besar untuk tanggulangi kemiskinan
ILUSTRASI. Pemukiman warga di tepian sungai Ciliwung


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah yang besar tentang kemiskinan. Meskipun banyak warga yang keluar dari kemiskinan tapi masih banyak yang rentan miskin.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang PS Brojonegoro mengatakan, dalam satu tahun terakhir dari Maret 2017 ke 2018 terjadi penurunan kemiskinan 1,82 juta jiwa. Menurutnya jika diperhatikan dari angka kemiskinan tersebut terdapat 1,3 juta yang tinggal di wilayah pedesaan.

“Artinya masyarakat miskin pedesaan menurun 1,3 juta, sementara orang miskin perkotaan menurun 529 ribu. Hal ini menunjukkan ada tren membaik yakni jumlah penurunan pedesaan makin lebih tinggi di banding kan penurunan kemiskinan di perkotaan,” katanya saat di temui di Gedung Kominfo, Senin (30/7).

Bambang menambahkan, pekerjaan rumah pemerintah dalam hal menanggulangi kemiskinan di pedesaan itu masih lebih tinggi di bandingkan di perkotaan. Artinya ekonomi Indonesia harus dijaga dan terlepas dari krisis.

Angka kemiskinan tersebut merupakan masyarakat yang sangat miskin dan jika sudah di bantu dan keluar dari zona kemiskinan, sangat rentan untuk jatuh miskin kembali.

“Kalau orang sudah keluar dari garis kemiskinan, bukan berarti dia akan selamanya keluar dari garis kemiskinan. Jadi dia baru lompat sedikit dari garis kemiskinan, tidak miskin lagi tapi rentan miskin,” tambahnya.

Dia menjelaskan, Kalau ada kejadian krisis ekonomi, bencana alam, gagal panen atau salah satu keluarganya mengalami sakit keras, maka keluarga tersebut sangat rentan untuk kembali miskin.

Untuk itu, pemerintah akan melancarkan strategi untuk fokus kepada 40% masyarakat dengan income terendah atau 104 juta penduduk Indonesia yang harus diperhatikan juga di dalam itu terdapat 25,9 juta yang masih dikategorikan miskin.

“Tentunya setiap kelompok di 40% terendah itu mendapatkan intervensi bantuan pemerintah yang sifatnya tepat sasaran. Karena mereka harus mendapatkan intervensi pemerintah yang tepat sasaran dan bagian yang di perhatikan dari 40% tersebut,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×