kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pegatron agresif investasi di Indonesia, pemerintah siapkan berbagai kemudahan


Minggu, 09 Desember 2018 / 17:28 WIB
Pegatron agresif investasi di Indonesia, pemerintah siapkan berbagai kemudahan
ILUSTRASI. MENKO KEMARITIMAN LUHUT PANDJAITAN


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan manufaktur elektronik asal Taiwan, Pegatron Corporation akan berinvestasi di Indonesia. Langkah ini telah disepakati pemerintah dan tahap awal akan dimulai pada kuartal I-2019.

Untuk mendukung kelancaran tersebut, Purbaya Y Sadewa Wakil Ketua Pokja IV Percepatan Investasi mengatakan akan mempermudah langkah realisasi investasi tersebut. Kemudahan tersebut antara lain kemudahan izin sesuai peraturan yang ada, pengawalan investasi dan menyelesaikan masalah logistik.

"Jadi mereka tidak masuk ke hutan rimba yang kurang mereka kenal," ungkap Purbaya saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (9/12).

Menurut Purbaya, pihak Pegatron sempat mengeluh tingginya biaya transportasi dari Singapore ke Batam ketimbang China ke Singapore. Pihaknya kemudian menjanjikan segera menyelesaikan biaya logistik agar masuk akal.

"Kita lihat masalah logistiknya, lalu kita perbaiki. Kalau mereka mau langsung kirim komponen ke Batam, tanpa lewat Singapore akan lebih baik misalnya," jelas Purbaya.

Selain itu, kemudahan juga diberikan dalam bentuk tax holiday. Namun untuk rinciannya, Purbaya mengatakan akan sesuai dengan ketentuan.

Dia juga merinci selama dua tahun awal, nilai investasinya sebesar US$ 30 juta atau sekitar Rp 500 juta. Secara bertahap, nilai investasinya berkembang dan bisa mencapai sekitar US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,5 triliun hingga Rp 5 triliun.

"Ke depan, nilai investasinya bisa sampai Rp 4,5 triliun," jelasnya.

Saat ini, untuk mendukung persiapan investasi, Pokja IV baru menghubungi Pegatron. Diharapkan pekan depan atau secepatnya Pegatron akan datang ke Indonesia untuk berunding. Perundingan tersebut terkait kebutuhan jumlah pekerja hingga insentif yang akan didapatkan sesuai ketentuan termasuk tax holiday.

"Nanti kita undang mereka untuk realisasi kira-kira apa yang dibutuhkan," ungkapnya.

Rencananya Pegatron akan memproduksi manufaktur non-Iphone. Jenisnya mulai dari personal computer (PC) hingga spare part telepon genggam.

Hadirnya Pegatron di Indonesia diproyeksikan dapat membantu pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, menurut Wahyu, kebutuhan awal pekerja mencapai 2000 orang.

"Dan increasing ke 20 ribu sampai 30ribu, itu akan terkejarlah," imbuhnya.

Pegatron sangat agresif

Purbaya mengatakan Pegatron sangat agresif dan serius dengan investasi ini. Dalam enam bulan ke depan, mereka menargetkan sudah bisa berproduksi di Indonesia. Sekedar info, selain Indonesia, Pegatron sempat melirik Thailand dan Vietnam.

Melihat keseriusan Pegatron, pemerintah benar-benar serius mengawal proses investasi perusahaan asal elektronik asal Taiwan tersebut. Pemerintah berjanji akan memperbaiki investasi agar kondusif bagi para investor, khususnya Pegatron. Hal ini juga yang membuat Pegatron yakin mendirikan pabriknya di Tanah Air.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, investasi tersebut akan dilakukan secara bertahap. Pemerintah mendorong investasi relokasi industri terutama semi-conductor maupun elektronik ke Indonesia.

Berdasarkan Nikkei Asian Review, Rabu (5/12) Pegatron akan mengalihkan sebagian produksinya dari China lantaran terkena imbas perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Perusahaan akan mengalihkan produksi non-iPhone yang terkena tarif AS ke sebuah pabrik yang di sewa di Batam.

Untuk lokasinya, Purbaya mengatakan pemerintah menyerahkan kepada Pegatron. Namun sesuai pengakuannya, Pegatron sudah melakukan pemeriksaan lokasi.

Seperti yang dikutip dari Nikkei Asia, sumber informasi yang mengetahui detil pemindahan ini menjabarkan bahwa pendapatan perusahaan dari produk ponsel pintar dan produk lainnya mencapai US$ 1 miliar setiap tahunnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×