Reporter: Agus Triyono, Handoyo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Hari ini, ribuan massa akan menggelar aksi demonstrasi di Ibukota. Lewat aksi ini, para organisasi masyarakat (ormas) Islam akan menuntut kasus pengusutan dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Di hari yang sama, para buruh juga akan menggelar demo untuk memprotes penetapan upah minimum provinsi (UMP) 2017 yang dianggap tak mengakomodasi suara buruh.
Menurut estimasi, berdasarkan laporan ke pihak kepolisian, aksi demonstrasi hari ini akan diikuti oleh sekitar 100.000 orang yang terdiri dari berbagai ormas dan serikat buruh.
Presiden Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia Mirah Sumirat mengklaim, pada hari ini setidaknya akan ada sekitar 5.000 buruh dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Karawang, dan Banten yang akan mengikuti aksi demonstrasi yang akan dipusatkan di Istana Negara.
"Kami akan bersama dan bergabung dengan massa yang lain untuk longmarch ke istana," ujarnya Kamis (3/11).
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menambahkan, tuntutan UMP ini disuarakan lantaran buruh menilai penetapan UMP yang rendah hanya akan memiskinkan kaum buruh dan melindungi pemodal.
Untuk mengantisipasi aksi para buruh ini, aparat keamanan sudah siaga. Kepala Pusat Penerangan TNI Wuryanto bilang, TNI telah menyiagakan personelnya sebanyak 25 satuan setingkat kompi (SSK) untuk membantu kepolisian menjaga aksi unjuk rasa agar berjalan damai.
"Semua siap di tempat rawan, sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan bisa langsung diterjunkan," katanya kepada KONTAN kemarin.
Presiden Joko Widodo juga meminta para demonstran untuk tertib dan tidak merusak fasilitas umum.
Berefek ke bisnis
Meski seluruh pihak menghimbau agar aksi unjuk rasa dilakukan secara damai, tak pelak aksi ini tetap akan berdampak pada kegiatan bisnis. Wakil Ketua Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang bilang, lantaran aksi demo ini, pengusaha di beberapa pusat bisnis akan tutup atau mengurangi jam kerja.
Diantaranya pusat bisnis di Mangga Dua, Glodok, Kelapa Gading, dan Tanah Abang. Sarman menambahkan, dampak aksi demonstrasi ini juga meluas ke sektor lain, seperti perhotelan dan perbankan.
"Mereka yang sudah memesan ruangan untuk kegiatan pertemuan akan membatalkan. Transaksi-transaksi pembayaran juga akan tertunda," katanya, kemarin.
Selain itu, menurut Sarman, aksi demonstrasi juga bakal menghambat bisnis logistik dan pengangkutan. Maklum, lantaran aksi demonstrasi, akses jalan menjadi terhambat. Sayangnya, Sarman belum bisa mengalkulasi besarnya kerugian yang ditimbulkan pebisnis akibat aksi ini.
Ketua Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) Azis Pane menambahkan, setiap aksi demonstrasi dengan massa besar akan mengganggu kegiatan usaha. Makanya, ia mengimbau agar kegiatan ini bisa dilakukan secara damai dan tidak anarkis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News