Reporter: Agus Triyono, Asep Munazat Zatnika, Hasyim Ashari | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Tak puas dengan aksi massa yang dilakukan pada 4 November 2016 atau yang dikenal dengan aksi 4/11, sejumlah elemen masyarakat yang diinisiasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI berencana kembali menggelar aksi massa pada Jumat (2/12) dua pekan yang akan datang. Bagi para pengusaha, rencana aksi ini bakal berdampak pada kegiatan ekonomi.
Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengatakan, bila aksi massa lanjutan kembali digelar pada Jumat (2/12) mendatang, maka efeknya akan dirasakan di seluruh sektor bisnis. "Saya kira bukan hanya sektor ritel saja yang terkena efeknya, tapi ini akan mengganggu seluruh sektor," ujarnya kepada KONTAN, Minggu (20/11).
Menurut Tutum, meski para inisiator aksi mengklaim pengerahan aksi massa tak akan mengganggu jalannya kegiatan masyarakat yang lain, namun secara tidak langsung rencana aksi yang telah didengungkan bakal membuat orang enggan beraktivitas ke luar rumah. Selain itu, orang akan cenderung menunda kegiatan berbelanja untuk kebutuhan non makanan.
Ditambah lagi, kata Tutum, dalam pengerahan aksi massa tentu akan mengganggu moda transportasi umum. Sebab, bila menilik pada pengalaman aksi massa yang dilakukan pada (4/11), sebagian besar peserta aksi juga menggunakan transportasi umum seperti bus maupun kereta commuter line. Oleh karena itu, "Dalam hal tertentu pasti kegiatan masyarakat akan terganggu," kata Tutum.
Sebelumnya, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton J Supit berharap, kegaduhan politik yang terjadi saat ini jangan sampai mengganggu kegiatan ekonomi.
Ia beralasan, di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini, sedikit gangguan saja akan menimbulkan aksi spekulasi. Pada saat ekonomi global tengah goyah, yang menentukan bertahan atau tidaknya ekonomi Indonesia, kata Anton, adalah fundamental ekonomi dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News