Sumber: TribunNews.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tidak setuju akan adanya koalisi gemuk dalam pemerintahan. Wasekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, mengatakan pihaknya tetap melihat koalisi ramping efektif dalam menjalankan roda pemerintahan dengan sistem presidensial.
"Kita bisa analogikan kalau badan kita terlalu gemuk, itu juga berpotensi mengandung banyak penyakit. Demikian pula di dalam sistem presidensial, kalau terlalu gemuk itu juga nanti jadi dalam bahasa Jawa jumowo (sombong,red)," kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (30/4/2014).
Hasto mengatakan, koalisi terbaik melakukan kerjasama politik dengan rakyat. Ia mengatakan koalisi gemuk dapat menyandera kebijakan presiden yang prorakyat. Sebab akan muncul pola transaksional akibat politik balas jasa.
"Kita ingin semuanya berjuang untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Dan bagi yang berjuang pasti mendapat tempat terbaik di republik ini. Karena kerjasama tanpa adanya koneksitas dengan suasana kebatinan rakyat juga sama artinya dengan memperdagangkan suara rakyat itu sendiri," ungkapnya.
Hasto mengatakan contoh koalisi gemuk yang tidak berjalan efektif yakni pemerintahan saat ini. Hal itu dilihat ketika kritik dan masukan kebijakan alternatif ditanggapi secara kekuasaan. "Karena merasa legalitasnya sangat kuat sebagai mayoritas tunggal. Itu yang tidak kita ingin terjadi," tutur Hasto.
Sebelumnya, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) berkomitmen ingin menciptakan koalisi gemuk yang berisi banyak partai. Koalisi gemuk itu akan diciptakan karena melihat dari pemerintahan yang saat ini masih berjalan.
"Partai Gerindra ingin koalisi yang pondasinya kuat dan berisi banyak partai. Itu untuk menghindarkan tarik menarik kepentingan antara parlemen dan istana," kata Sekretaris Jenderal Gerindra, Ahmad Muzani dalam diskusi di The Habibie Center, Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (30/4/2014).
Ia mengatakan, Gerindra tidak tertarik hanya mengandeng satu partai untuk menjalin koalisi. Menurutnya, bukan tidak mungkin Gerindra hanya menggaet satu parpol dalam menjalin koalisi.
"Gerindra bisa saja menggaet satu partai untuk mengantarkan pak Prabowo bertarung di Pilpres. Tapi kami tidak mau melakukan itu," ucapnya. (Ferdinand Waskita)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News