Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melihat, persepsi pelaku pasar keuangan terhadap kondisi ekonomi di Indonesia masih positif. Otoritas moneter pun berharap hal ini bisa dijadikan dasar bagi lembaga pemeringkat utang untuk meningkatkan peringkat utang Indonesia.
Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan, masih positifnya persepsi investor terhadap Indonesia, juga tercermin pada stabilnya pasar keuangan di dalam negeri pasca Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) memutuskan untuk menaikkan suku bunganya dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Kamis dini hari kemarin.
Dody bilang, Kamis kemarin rupiah ditutup menguat 0,12%. Bagitu juga dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 1,5%.
"Artinya, yang kami khawatirkan kenaikan The Fed rate akan diikuti pelemahan di local currency atau bursa itu tidak terjadi," kata Dody, Kamis (16/3) malam.
Tak hanya itu, arus modal asing juga masih tercatat masuk (capital inflow) hingga pertengahan bulan ini. Lanjut Dody, hingga 13 Maret 2017, besaran capital inflow mencapai sekitar US$ 2,1-US$ 2,2 miliar.
Artinya, Indonesia masih dipandang baik, baik dari sisi bunga diferensia, maupun keuntungan yang diterima investor dari pembelian surat berharga Indonesia.
"Kami harap rating agency yang akan datang ke akan memperbaiki rating kita," tambah Dody.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News