Reporter: Handoyo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kenaikan alokasi dana desa dari tahun 2016 sebesar Rp 46,9 triliun menjadi Rp 60 triliun pada tahun ini diharapkan bisa menaikkan kontribusi dana desa ke pertumbuhan ekonomi. Dengan kenaikan alokasi tersebut, di tahun 2017 setiap desa rata-rata mendapatkan alokasi dana desa Rp 800,4 juta.
Seiring dengan kenaikan dana desa, pemerintah juga berharap penyerapan tenaga kerja dan penurunan angka kemiskinan di pedesaan semakin besar. Sekretaris Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Anwar Sanusi mengatakan, dana desa telah terbukti mendorong produktivitas dan perbaikan infrastruktur masyarakat pedesaan.
"Ongkos (transportasi) dapat ditekan, pendapatan masyarakat meningkat," katanya, Rabu (5/4).
Pada tahun 2015, dengan alokasi dana desa sebesar Rp 20,7 triliun, setiap desa mendapatkan kucuran Rp 280,3 juta. Dengan alokasi itu, kontribusinya pada Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2015 hanya sebesar 0,39%. Sementara kontribusi ke pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 0,019%, penyerapan tenaga kerja infrastruktur 1,15 juta orang, penyerapan tenaga kerja pemberdayaan 29.600 orang, dan penurunan kemiskinan 0,17%.
Sementara di tahun 2016 dengan alokasi dana desa sebesar Rp 46,9 triliun, dana desa berkontribusi pada PDB sebesar 0,82%. Di tahun yang sama kontribusi dana desa ke pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 0,41%, penyerapan tenaga kerja infrastruktur 2,47 juta orang, penyerapan tenaga kerja pemberdayaan 136.000 orang, dan menurunkan angka kemiskinan sebesar 0,38%.
Melihat tren perkembangan dana desa selama dua tahun tersebut, pemerintah optimis tahun ini dampak positif yang ditimbulkan dari dana desa akan lebih tinggi. "Kami sedang hitung estimasinya, tetapi kami yakin akan lebih jauh meningkat," ujar Anwar.
Untuk tahun depan pemerintah akan mengalokasikan dana desa sebesar Rp 120 triliun dengan masing-masing desa mendapatkan kucuran dana sebesar Rp 1,4 miliar. Efek positif dana desa diharapkan akan makin besar karena Kemdes dan PDTT telah meminta para kepala daerah lebih memanfaatkan dana desa di sektor unggulan masing-masing.
"Kami mendorong dana desa tahun 2017 tidak semata-mata digunakan untuk infrastruktur, karena sebagian sudah selesai. Kami ingin dorong desa kembangkan produk unggulan desa, misalkan desa-desa yang punya keunggulan pertanian," kata Anwar.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai dana desa bisa menjadi akselerasi pertumbuhan ekonomi didaerah sehingga terjadi pemerataan. Namun sayangnya banyak kepala daerah yang tidak optimal memanfaatkan dana tersebut untuk alokasi yang lebih produktif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News