kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.970.000   24.000   1,23%
  • USD/IDR 16.319   -22,00   -0,13%
  • IDX 7.469   124,49   1,70%
  • KOMPAS100 1.044   14,12   1,37%
  • LQ45 790   8,31   1,06%
  • ISSI 251   6,62   2,71%
  • IDX30 409   4,38   1,08%
  • IDXHIDIV20 473   6,01   1,29%
  • IDX80 118   1,61   1,38%
  • IDXV30 122   3,33   2,82%
  • IDXQ30 131   1,50   1,16%

PAN tak mau ikut Hashim untuk hambat pemerintahan


Kamis, 09 Oktober 2014 / 20:11 WIB
PAN tak mau ikut Hashim untuk hambat pemerintahan
ILUSTRASI. Manfaat jahe merah untuk kesehatan tubuh.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Ketua DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Bara Hasibuan mengatakan, partainya tak akan mengikuti agenda dan skenario di parlemen yang disampaikan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo.

Hashim mengatakan, dengan kekuatan yang dimiliki di parlemen, Koalisi Merah Putih akan mampu mengendalikan legislatif dan menjadi oposisi yang aktif dan konstruktif dalam mengawal pemerintahan Joko Widodo. PAN merupakan salah satu anggota Koalisi Merah Putih.

"Menanggapi statement Hashim Djojojadikusumo bahwa Koalisi Merah Putih akan menggunakan power untuk menghentikan Jokowi, kami menegaskan bahwa PAN sama sekali tidak berminat untuk ikut-ikutan soal itu," demikian Bara, dalam pernyataan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (9/10) petang.

Bara mengatakan, PAN menganggap sikap itu sangat tidak bertanggung jawab dan bisa mengorbankan kepentingan nasional dan rakyat.

"Bagi PAN kompetisi politik pemilihan preaiden sudah selesai dan bangsa Indonesia harus move on untuk mencapai masa depan yang baik. Tugas para elit politik adalah mengajak seluruh bangsa untuk move on, bukan justru memprovokasi rakyat untuk terus memelihara konflik," paparnya.

PAN, lanjut Bara, akan menggunakan kekuasaan yang dimiliki di parlemen untuk beperan secara konstruktif dalam proses politik.

"Kami tidak akan menggunakan kekuasan untuk sekedar menjadi obstructionist (perusak). Sikap yang kami ambil, apakah itu untuk mendukung atau mengkritisi kebijakan pemerintah, diambil menggunakan pertimbangan rasional dan atas kepentingan nasional," kata Bara.

Hashim beri "warning" Jokowi

Sebelumnya, Hashim mengatakan, ada harga yang harus dibayar oleh presiden terpilih Joko Widodo atas langkahnya "meninggalkan Jakarta" dan mencalonkan diri dalam pilpres yang lalu. Hashim, dalam artikel yang ditayangkan The Wall Street Journal versi online, menganggap langkah Jokowi itu sebagai "personal betrayal".

"Ada harga yang harus dibayar," kata Hashim.

Ia menyatakan, Koalisi Merah Putih yang menguasai parlemen akan menjadi oposisi yang aktif dan konstruktif dalam mengawal pemerintahan Joko Widodo.

Ia mengatakan, Prabowo kini aktif terlibat dalam membangun dan memimpin koalisi di parlemen. Koalisi Merah Putih, lanjut Hashim, memiliki otoritas yang cukup untuk mengawasi pemerintahan Jokowi, termasuk penentuan sejumlah jabatan di pemerintahan dan lembaga, seperti kepala polri, panglima TNI, hakim agung, dan anggota Mahkamah Konstitusi.  

"Prabowo dan para pemimpin partai koalisi akan memimpin sebuah oposisi yang aktif. Kami akan mampu mengontrol agenda legislatif," katanya. (Inggried Dwi Wedhaswary)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×