Reporter: Dwi Nur Oktaviani | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Wakil Sekjen DPP PAN Teguh Juwarno mengaku kecewa dengan hasil keputusan pembangunan gedung DPR RI. Bukan hanya itu, ia juga menilai, rapat konsultasi tidak melalui proses yang benar.
“Tadi bisa disebut voting fraksi kasarnya. Bahkan kami mengusulkan untuk dibawa ke paripurna tapi ini juga tidak disetujui,” ujar Teguh usai konferensi pers gedung baru Nusantara II, Kamis (7/4).
Pasalnya, dari dahulu PAN meminta proses pembangunan gedung dibuat dengan transparansi. Apalagi, ia melihat dengan realitas rakyat yang terkesan berat merestui serta ekonomi Indonesia yang dianggapnya kurang baik.
“Prosesnya kami anggap ada hal-hal yang tidak transparan. Kemudian yang lebih penting lagi, kita harus lebih realitas bahwa masyarakat dan perekonomian kita juga masih berat, mengapa kita memaksakan diri memutuskan membangun gedung mewah seperti ini,” tegasnya.
Seharusnya, dengan batalnya pembangunan gedung, hal itu akan mengembalikan kepercayaan DPR RI di mata publik. Dengan adanya keputusan ini, hal tersebut akan membuat DPR RI semakin terpuruk di mata masyarakat. “Sama saja kita tidak peduli dengan aspirasi publik,” tambahnya.
Ia pun menegaskan, jika berdiri nanti, PAN tidak akan menggunakan gedung baru.
Komentar senada juga diungkapkan oleh Sekretaris Fraksi Partai Gerindra Edhy Prabowo. Dia bilang, pembangunan gedung baru bukanlah hal yang sifatnya mendesak atau urgent. “Kami menganggap pembangunan gedung tidak urgent.
Ia pun menjelaskan, tujuh fraksi yang mendukung juga tidak semuanya mutlak menyetujui. Maksudnya, ketujuh fraksi tersebut pun meminta agar dilakukan evaluasi terkait pembangunan gedung baru. “Mereka meminta agar dalam pembangunan nanti tidak terjadi pemborosan. Tapi kita tetap menolak dan kita akan jalankan gerakan moral,” ucap Edhy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News