kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

PAN akan evaluasi anggota yang bawa keluarga saat kunjungan kerja luar negeri


Kamis, 28 April 2011 / 00:10 WIB
ILUSTRASI. Promo staycation Bandung mulai Rp300 ribu bikin liburan jadi makin hemat. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/wsj.


Reporter: Dwi Nur Oktaviani |

JAKARTA. Sekretaris Fraksi PAN, Teguh Juwarno, mengaku tidak mengetahui informasi yang cukup terkait parlemen Australia yang sedang reses alias libur paskah.

Namun, ia menegaskan kalau memang parlemen Australia tengah libur ia menyesalkan hal tersebut. Karena menurut Teguh saat dia melakukan kunjungan kerja (Kunker) di Komisi I biasanya kunjungan tempat disesuaikan dengan niatan tujuan.

"Kalau terjadi sangat disesalkan, kami di komisi I untuk rencana kunker itu selalu disesuaikan dengan niatan. Jangan kita geser ke hal lain," ujar Teguh di Nusantara III, Rabu (26/4).

Ketika ditanya mengenai kebijakan PAN yang melarang anggota PAN membawa keluarga, namun dalam kenyataannya ada salah satu anggota Komisi VIII Abdul Razaq Rais yang membawa keluarga pun tidak berkomentar. Karena dirinya mengaku selalu memisahkan kepentingan tugas dengan keluarga.

"Saya pribadi memisahkan kepentingan tugas dan keluarga. Tugas sendiri dan kalau mau ambil waktu liburan yang ada malah ada tidak bisa bekerja optimal dan tidak bisa rekreasi maksimal," tegasnya.

Namun, ia mengaku jika benar anggota fraksi PAN tertangkap membawa keluarga maka itu akan dijadikan evaluasi di fraksi. "Siapa tau ada kebijakan untuk itu," tutupnya.

Wakil Ketua DPR RI, Pramono Anung, pun menyatakan jika kunjungan kerja ke luar negeri DPR RI akan dilakukan evaluasi lagi.

Karena, menurut Pramono pertama karena ada terlalu banyak rencana kunker di DPR RI. Lanjutnya, kedua pembahasan mengenai anggaran yang rencananya dipangkas. "Yang ketiga harus ada substansi," ucap Pramono.

Ketika ditanya mengenai Komisi VIII yang berkunjung di kala parlemen Australia tengah reses, Politisi PDI P itu mengaku memang tidak perlu Komisi VIII mengunjungi parlemen karena tidak terlalu penting dalam substansi. "Kalau kaitannya dengan pembahasan UU tentunya memang tidak perlu bertemu dengan parlemen mereka," tutup Pramono.

Seperti yang kita ketahui sebelumnya Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Australia mengirimkan surat terbuka yang ditujukan kepada Ketua Delegasi kunjungan kerja Komisi VIII ke Australia Abdul Kadir Karding agar mengundurkan jadwal Kunjungan Kerja yang dilaksanakan hari Rabu, (26/4) sampai hari Senin(2/5). Hal tersebut dilakukan PPI Australia karena Parlemen Australia serta Parlemen Negara Bagian NSW dan Victoria tengah libur paskah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×