kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pakar epidemiologi sebut harus ada pengganti jika PSBB mulai dilonggarkan


Minggu, 20 September 2020 / 22:15 WIB
Pakar epidemiologi sebut harus ada pengganti jika PSBB mulai dilonggarkan


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA.  Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Iwan Ariawan menuturkan bahwa pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berpengaruh dalam menekan laju penyebaran Covid-19.

"Jadi sebetulnya analisis kami dari PSBB lalu, itu manfaatnya banyak kalau secara risiko ini kita sudah menurunkan risiko penduduk Indonesia untuk terinfeksi Covid setengahnya. Apakah PSBB bermanfaat untuk pengalaman kita? Tentu bermanfaat untuk kendalikan epidemi ini," jelas Iwan dalam Diskusi Virtual pada Minggu (20/9).

Iwan mengambil contoh pada PSBB yang dilaksanakan DKI Jakarta pada jilid 1 lalu, pada April hingga Mei terdapat kurva yang melandai dari kasus terinfeksi Covid-19.

Namun saat PSBB dilonggarkan pada bulan Juni lalu diikuti pergerakan masyarakat mulai meningkat maka sejalan dengan itu laju pertambahan kasus baru.

Baca Juga: Permintaan ponsel tetap ada di tengah PSBB, ERAA optimistis bisa dorong penjualan

"Ini jadi pertanyaan apakah PSBB terus? kalau PSBB terus ekonomi hancur. Kita lihat kalau kita analisis lebih teliti, kita lihat saat di rumah saja 60% kasus covid di Jakarta segitu aja stabil, tapi begitu lebih dari setengah orang keluar rumah itu kasus meningkat, jadi kita lihat semakin banyak penduduk bergerak ini kasus makin banyak," ungkapnya.

Melihat dari analisis tersebut, maka Iwan menyebut perlu adanya pengganti ketika PSBB nantinya dilonggarkan kembali. Yang tentunya tetap dapat menekan laju penyebaran virus corona tersebut.

Kemudian yang jadi pertanyaan apakah yang tepat menggantikan PSBB. Iwan menekankan bahwa pelaksanaan protokol kesehatan dengan displin seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak atau yang disebut 3M jadi kunci jika PSBB dilonggarkan.

Adapun selain pelaksanaan 3M, ada satu lagi yang penting dilakukan saat PSBB dilonggarkan namun tetap menekan laju penyebaran Covid-19, yaitu TLI atau Tes, Lacak dan Isolasi

"Saat terkendali dan kita mau longgarkan kita harus ada penggantinya apala itu? Kita tahu semua protokol kesehatan perilaku pencegahan 3M memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak satu lagi yang sering kelupaan tes lacak isolasi (TLI)," ungkapnya.

Baca Juga: Ada PSBB Jakarta, KRL hanya beroperasi sampai pukul 20.00 WIB

Melalui penerapan perilaku protokol kesehatan yaitu 3M disebut Iwan jadi upaya yang tepat dalam pencegahan penyebaran virus yang bermula dari Wuhan China tersebut.

Cuci tangan dengan sabun sendiri mampu menurunkan risiko penularan Covid-19 sebesar 35%. Kemudian pemakaian masker kain yang sesuai dengan standar juga mampu menurunkan risiko penularan setengahnya. Pun juga dengan jaga jarak yang tentunya akan jauh lebih tinggi menurunkan risiko penularan.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×