kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pak Jokowi, kapan Transjakarta malam terealisasi?


Senin, 14 Oktober 2013 / 09:56 WIB
Pak Jokowi, kapan Transjakarta malam terealisasi?
ILUSTRASI. Rekrutmen besar-besaran di lebih dari 40 BUMN


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Selasa (15/10/2013), tepat setahun sudah masa kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo beserta wakilnya, Basuki Tjahaja Purnama di ibu kota. Salah satu program yang pernah dicanangkan di bidang transportasi adalah pengadaan bus angkutan malam hari (Amari) Transjakarta. Apa kabarnya?

Rencana pengadaan bus Amari di Jakarta pertama kali terlontar dalam acara peringatan sembilan tahun beroperasinya Transjakarta di Newseum Café, Jalan Veteran, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (15/1/2013). Saat itu, Kepala Dinas Perhubungan Udar Pristono mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana akan meremajakan bus-bus Transjakarta. Bus-bus lama akan diperbaiki untuk kemudian dioperasikan pada malam hari.

Saat itu, Pristono mengatakan Amari Transjakarta ditargetkan sudah akan beroperasi pada Juni atau Juli 2013. "Amari ini akan beroperasi enam bulan dari sekarang, jam operasinya mulai dari pukul 23.00 WIB hingga 05.00 WIB. Jadi transportasi Jakarta hidup 24 jam, tidak ada lagi itu omprengan," kata Pristono saat itu.

Menurut Pristono, bus-bus angkutan Amari untuk tahap awal adalah sejumlah armada bus Transjakarta koridor I (Blok M-Kota) yang sudah tidak layak jalan kemudian ditarik untuk diremajakan. Bus yang tidak layak itu akan diganti dengan bus baru. "90 bus koridor I akan ditarik dan diperbaiki, makanya butuh waktu enam bulan, itu bus kami tarik terus dibagusin lagi baru boleh jalan," ujarnya.

Mengenai sistem operasi Amari sendiri tidak akan jauh berbeda dengan Transjakarta, karena Amari juga menggunakan koridor yang telah ada serta harga tiket sama. Perbedaan hanya terletak pada jumlah bus yang lebih sedikit. Satu koridor, pada malam hari hanya dilayani sepuluh bus. Selisih waktu kedatangan antarbus juga akan lebih lama, direncanakan berjeda 30 menit.

Target meleset

Dalam perkembangannya, ternyata target pengoperasian Amari meleset. Dari yang seharusnya mulai Juni atau Juli, menjadi November 2013. Tersendatnya pengadaan bus-bus baru disebut turut mempengaruhi terlambatnya pengadaan Amari. Dengan alasan keterlambatan pembelian bus pula, Amari Trasnjakarta dimundurkan lagi jadwalnya menjadi awal tahun 2014.

"Harusnya November ini bisa jalan, tapi datang bus barunya hanya 300 unit. Jadi, (armada lama) belum cukup diambil untuk dipakai sebagai angkutan malam hari," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Selasa (24/9/2013).  Jumlah bus baru, ujar dia, tak memenuhi target pembelian unit transjakarta sebanyak 700 unit pada November ini, antara lain karena proses lelang makan waktu.

Meski target tersebut belum tercapai, Basuki justru berencana untuk kembali menambah 400 unit transjakarta yang akan dimulai pada November 2013. Penambahan unit Transjakarta itu, lanjutnya, untuk mempersingkat waktu kedatangan antarbus dan mencegah jalur bus terisi kendaraan pribadi.

Berbeda dengan mekanisme pengadaan unit Transjakarta yang sebelumnya menggunakan proses lelang tender, kali ini, Basuki lebih memilih untuk menambah unit bus melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah (LKPP). Melalui e-catalog LKPP, menurut dia pengadaan bus akan lebih cepat dan tanpa melalui proses yang berbelit-belit.

Apabila rencana penambahan unit transjakarta itu terpenuhi, menurut Basuki Pemprov DKI akan dengan mudah untuk menarik 40 unit transjakarta yang sudah rusak untuk diperbaiki. Setelah diperbaiki, 40 unit bus tersebut akan dijadikan Transjakarta yang beroperasi pada malam hari.

Ke depan, Unit Pengelola (UP) Transjakarta akan mengelola pengoperasian bus Amari TransJakarta untuk tahap awal. Pada tahap berikutnya, Pemprov DKI akan menyerahkan pengelolaannya kepada pengusaha otobus, bila mereka menyetujui perjanjian business to business (B to B) yakni pembayaran harga dari Pemprov DKI dihitung per kilometer sesuai hasil lelang.

Warga Jakarta, terutama para pekerja yang biasa menggunakan angkutan umum tentu berharap Amari cepat terealisasi. Dengan adanya Amari, maka para pekerja, terutama kaum hawa, boleh merasa sedikit lebih aman saat harus pulang dari lembur hingga larut malam. Pengamanan Amari dijanjikan akan melibatkan Satpol PP dan petugas keamanan dari UP TransJakarta. Bila busnya jadi ada... (Alsadad Rudi/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×