Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyatnya (PUPR) akan memulai program Cash for Work alias Padat Karya pada Minggu Ketiga Januari.
Pelaksanaan ini sedikit meleset dari target Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang pada akhir Desember lalu mengatakan program yang diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat ini dapat bergulir awal Januari.
Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja menjelaskan, program padat karya di PUPR butuh banyak persiapan lantaran akan melibatkan masyarakat.
"Karena ada sosialisasi dulu, kemudian ditentukan lokasinya, siapa pekerjanya? Beberapa program sebenarnya sudah mulai sosialisasi pada November lalu, tapi karena ini anggaran 2018, pekerjaan fisiknya baru mulai minggu ketiga Januari," katanya saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (3/1).
Ia menambahkan beberapa program yang sudah dilaksanakan sosialisasinya, sehingga siap dilaksanakan perdana adalah Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI), Operasi dan Pemeliharaan (OP) Irigasi, Jalan, dan Jembatan.
Khusus untuk program P3-TGAI, dan OP irigasi, dijelaskan Hendra juga butuh penyesuaian dengan masa tanam. Tujuannya agar tak mengganggu kegiatan tanam petani.
"Kalau musim tanam kan petani lagi menanam, makanya disesuaikan. Nah untuk P3-TGAI akan dimulai dulu di 250 lokasi secara serentak pada minggu ketiga Januari itu," jelas Endra.
Sementara itu, program-program padat karya yang akan dijalankan PUPR adalah P3-TGAI di 5.000 lokasi yang akan menyerap 62.400 pekerja.
Alokasi anggarannya senilai Rp 1,1 triliun, belanja upah Rp 379,7 miliar. Kemudian OP irigasi dengan 4.754 kegiatan yang akan menyerap 53.136 pekerja. Alokasi anggarannya Rp 1,6 triliun dengan belanja upah Rp 664,2 miliar.
Di bidang peningkatan kualitas permukiman dialokasikan anggaran Rp 3,5 triliun dengan belanja upah Rp 800,6 miliar untuk target penyerapan pekerja sebanyak 115.569 orang di 8.312 lokasi.
Kemudian di bidang Rumah Khusus nilai anggarannya Rp 699,2 miliar dengan belanja upah Rp 157,3 miliar untuk pembangunan di 4.550 unit rumah, dan mampu menyerap 6.390 orang tenaga kerja.
Terakhir di bidang Bina Marga yaitu OP jalan dengan nilai anggaran Rp 887 miliar dengan target 44.366 km, dan diharapkan mampu menyerap 22.175 pekerja. Serta Rp 99 miliar untuk pemeliharaan rutin jembatan sepanjang 398,178 meter dengan target pekerja 3.976 orang.
Direktur Pengembangan Jalan Dirjen Bina Marga Rahman Arief juga optimistis program padat karya di Bina Marga dapat mulai dilaksanakan minggu ketiga Januari. Meski saat ini ia mengaku belum ada paket lelang padat karya yang dapatkan pemenang.
"Paket-paket yang bisa padat karya di Bina Marga sekarang masih dilelang. Kita usahakan minggu ketiga Januari bisa mulai berjalan," katanya saat dihubungi KONTAN, Rabu (3/1).
Rahman menambahkan, program Padat Karya di Dirjen Bina Marga harus menunggu paket lelang rampung, lantaran dalam mekanismenya kelak kontraktor pemenang akan diminta untuk melibatkan masyarakat dalam paket-paket pekerjaannya.
Meski demikian ia menjelaskan, keterlibatan masyarakat ini hanya untuk pekerjaan minor seperti pembersihan drainase, pembabatan rumput, pengecatan jembatan kecil.
"Jadi padat karya di Bina Marga itu yang dipaket Long Segment di seluruh Indonesia," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News