kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Orang Jepang bilang SBY hanya berhasil di ekonomi


Rabu, 29 Januari 2014 / 21:14 WIB
Orang Jepang bilang SBY hanya berhasil di ekonomi
ILUSTRASI. Produk olahan daging ayam So Good produksi Japfa


Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan

TOKYO. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ternyata dipuji oleh banyak orang Jepang termasuk Prof Mitsuo Nakamura. Tetapi disebutkan, pujian itu hanya tertuju pada satu hal, yakni soal pertumbuhan ekonomi.

Hal itu dikatakan khusus Mitsuo kepada Prof Dr Mohammad Mahfud MD, SH, SU.

Pria kelahiran Madura 13 Mei 1957, yang pernah menjabat Ketua Mahkamah Konstitusi Indonesia ini menyebut, meski bisa menumbuhkan tingkat perekonomian, orang-orang Jepang menilai SBY masih gagal di banyak hal.

"Semua orang Jepang mengatakan kepada saya demikian. Mereka bilang SBY berhasil karena satu hal saja yaitu perekonomian. Tetapi problem belum bisa diatasi dalam memberantas korupsi, sehingga keberhasilan ekonomi belum memberi manfaat rakyat banyak. Keberhasilan ekonomi hanya kepada rakyat kelas menengah ke atas. Hal ini mengakibatkan Piramida ekonomi membesar hanya untuk kelas menengah ke atas saja," papar Mahfud kepada Tribunnews.com, Rabu (29/1/2014) malam.

Mahfud menuturkan, Prof Nakamura mengusulkan agar perkembangan politik Islam bisa dikembangkan lebih lanjut di Indonesia. Caranya akan menguntungkan  apabila kelompok Islam mengedepankan politik kebangsaan khususnya bagi ormas-ormas Islam seperti Nahdatul Ulama atau  Muhammadiyah.

“Mereka ini perlu memiliki alat politik tertentu berupa partai politik, sehingga gerakan ada yang tersalurkan,” tekannya.

Lalu saya tanya dia, apakah orang harus berkumpul di parpol berbendera Islam atau tidak? Dia jawab tidak perlu. Islam itu harus ada di semuanya, di mana-mana, tidak perlu berkumpul di bendera Islam. Tetapi  ormas Islam bisa punya alat politik yang menampung semuanya, termasuk memiliki partai politik sebagai alat penyalurannya."

Mahfud menyebut, Nakamura merupakan teman lamanya. Mereka bertemu 2006 saat muktamar NU di Solo. Saat itu isteri Nakamura sempat kecopetan dompetnya hilang di sana. (Richard Susilo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×