kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Optimisme konsumen turun pada triwulan I 2015


Selasa, 05 Mei 2015 / 18:45 WIB
Optimisme konsumen turun pada triwulan I 2015
ILUSTRASI. Pemain buy now paylater nonbank cukup percaya diri menghadapi persaingan perbankan juga mengeluarkan produk serupa. .


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Perekonomian triwulan pertama 2015 tidak ramah bagi pebisnis dan juga masyarakat. Tingkat konsumsi masyarakat dan pendapatan rumah tangga menurun.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Tendensi Konsumen (ITK) pada triwulan I 2015 sebesar 100,87, turun dibanding triwulan sebelumnya sebesar 107,62.

Kepala BPS Suryamin mengatakan ada tiga pembentuk tendensi konsumen. Pertama, pendapatan rumah tangga. Indeksnya turun dari 106,1 ke 96,63 pada triwulan I. Kedua, pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi. Indeksnya naik dari 106,32 ke 109,00. "Ini karena rendahnya inflasi yaitu adanya deflasi pada dua bulan pertama," ujarnya, Selasa (5/5).

Ketiga, tingkat konsumsi bahan makanan, makanan jadi di restoran/rumah makan, dan bukan makanan. Indeks variabel pembentuk ini turun dari 112,96 ke 100,65. Tidak heran apabila pertumbuhan konsumsi rumah tangga triwulan pertama sebesar 5,01%.

Pada tahun lalu laju konsumsi rumah tangga mencapai 5,35%. Bahkan pada 2012 dan 2013 pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan pertama mencatat angka 5,55% dan 5,52%.

Untuk ke depannya, BPS mencatat perkiraan ITK pada triwulan II akan meningkat. Tingkat optimisme konsumen diperkirakan akan lebih tinggi dengan nilai 107,91.

Perkiraan pendapatan rumah tangga dan rencana pembelian barang-barang tahan lama akan meningkat. "Karena ada perbaikan dari lapangan kerja. Pemerintah akan membangun infrastruktur," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×