kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Operasi pasar tak efektif tekan harga kebutuhan


Jumat, 10 Juni 2016 / 11:01 WIB
Operasi pasar tak efektif tekan harga kebutuhan


Reporter: Agus Triyono | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Upaya pemerintah untuk menekan laju kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang lebaran lewat penambahan pasokan dan operasi pasar sepertinya tak cukup ampuh. Pasalnya, hingga kini harga beberapa kebutuhan pangan masih cukup tinggi.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemdag) harga rata-rata daging sapi secara nasional pada Kamis (9/6) sebesar Rp 115.640 per kilogram (kg), naik 2,9% dari periode yang sama, Mei 2016. 

Sedangkan harga daging ayam kemarin tercatat Rp 32.650 per kg, naik dari bulan lalu sebesar Rp 29.560 per kg. Sedangkan harga beras medium kemarin rata-rata nasional sebesar Rp 10.570 per kg, turun tipis dari periode yang sama bulan lalu Rp 10.620 per kg. (baca juga hal 17)

Ekonom Indef Enny Sri Hartati mengungkapkan upaya pemerintah untuk menekan harga barang kebutuhan pokok lewat impor dan operasi pasar saat ini tak cukup ampuh menekan harga lantaran strategi konsep yang digunakan salah.

Sebab, "Saat ini operasi pasar hanya dilakukan pemerintah. Padahal, jangkauan pemerintah terbatas," ungkapnya, kemarin.

Menurut Enny, untuk bisa menekan harga, upaya operasi pasar seharusnya dilakukan secara masif dan melibatkan berbagai pihak, termasuk pedagang pasar. Caranya, pemerintah mendistribusikan barang untuk operasi pasar ke pedagang dengan menetapkan harga eceran tertinggi.

Selain itu, Enny menilai pemerintah kurang siap dalam menambah pasokan kebutuhan bahan pangan pokok menjelang lebaran. Laju kenaikan permintaan tak sebanding dengan kecepatan dalam pemenuhan stok sehingga membuat harga melambung tinggi.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengakui, upaya pemerintah untuk menekan harga barang kebutuhan pokok belum sepenuhnya berhasil. 

Untuk daging sapi misalnya, kata Rini hingga kini harganya belum bisa ditekan sesuai harapan pemerintah Rp 80.000 per kg. "Padahal sudah dijual terus dengan harga Rp 80.000 per kilogram tapi belum turun, akan dicoba terus dan masih ditambah izin impornya," katanya, Kamis (9/6).

Sayangnya Rini masih enggan merinci berapa besar tambahan izin impor daging sapi yang akan dikeluarkan oleh pemerintah. 

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Thomas Lembong bilang Kementerian Perdagangan (Kemdag) telah menerbitkan izin impor sapi ke perusahaan swasta sebanyak 23.200 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×