Reporter: Amal Ihsan Hadian | Editor: Amal Ihsan
JAKARTA. Penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman pada 23 Maret 2013 lalu oleh 11 oknum TNI AD yang menewaskan 4 tahanan, menggunakan 6 senjata api.
Ketua Tim Investigasi TNI AD, Brigjen TNI Unggul Yudhoyono dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (4/4/2013) menyebutkan, 6 senjata yang dipakai untuk menyerang Lapas Cebongan antara lain 3 jenis senjata AK47, 2 pucuk AK47 replika dan satu pucuk pistol SIG Sauer replika. Menurut Unggul, tiga pucuk senjata api AK47 tersebut dibawa dari markas pelatihan di Gunung Lawu.
Dia membeberkan aksi penyerangan Lapas Cebongan pada pukul 11.15 itu dilakukan oleh 11 oknum anggota Kopassus yang terdiri dari 1 eksekutor berinisial U, 8 orang pendukung dengan menumpang 2 unit kendaraan, masing-masing Toyota Avanza biru dan APV hitam. Terdapat dua orang anggota di dalam mobil Daihatsu Feroza yang hendak mencegah aksi penyerangan tersebut.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Tim Investigasi TNI AD terkait penyerangan LP Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Brigjen TNI Unggul Yudhoyono, mengakui bahwa oknum Grup II Kopassus Kartasura adalah pihak penyerang empat tahanan terkait pembunuhan Serka Santoso.
"Bahwa secara kesatria dan dilandasi kejujuran serta tanggung jawab, serangan LP Cebongan, Sleman, pada 23 Maret 2013 pukul 00.15 WIB diakui dilakukan oleh oknum anggota TNI AD, dalam hal ini Grup II Kopassus Kartosuro yang mengakibatkan terbunuhnya empat tahanan," kata Wakil Danpuspom TNI AD Brigjen Unggul K Yudhoyono, yang juga ketua Tim Investigasi kasus tersebut di Mabes TNI AD, Jakarta, Kamis (4/4/2013).
Brigjen Unggul mengatakan, penyerangan ini berhubungan dengan pembunuhan terhadap Serka Heru Santoso, yang juga anggota TNI AD, pada 19 Maret 2013 dan pembacokan terhadap mantan anggota Kopassus Sertu Sriyono pada 20 Maret 2013 oleh kelompok preman di Yogyakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News