Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemperin) mencatat hingga Mei 2019, ekspor produk industri manufaktur mencapai US$ 51,06 miliar. Nilai ekspor tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai US$ 54,48 miliar.
Penurunan nilai eskpor manufaktur tersebut sebagai dampak kondisi ekonomi global yang tengah melambat.
Baca Juga: Kinerja ekspor Jepang kembali turun, iklim manufaktur kian suram akibat perang dagang
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, selain karena faktor ekonomi global yang tengah lesu akibat perang dagang AS-China, penuruan ekspor sektor industri ini juga terimbas konstelasi plitik pada pemilihan umum 2019.
Airlangga mengatakan, terdapat lima sektor industri yang menyumbang kontribusi terbesar. Yakni industri makanan, industri logam dasar, produk kimia, industri apparel dan industri produk kertas.
Baca Juga: Ekonomi hanya tumbuh 0,1% di kuartal II, risiko resesi Singapura meningkat
Lebih lanjut, Kemperin menilai revolusi industri 4.0 menjadi bagian dari akselerasi kebijakan publik yang diharapkan dapat meningkatkan nilai eksport, menambah penerimaan negara, memperbaiki pasar tenaga kerja di Indonesia.
Menurutnya, revolusi industri dapat meningkatkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia sebesar 1% - 2% dan menciptakan lebih dari 10 juta lapangan kerja.
Pemerintah saat ini telah memilih 5 sektor untuk menjadi sektor utama dalam revolusi industri. Yaitu sektor makanan dan minuman, sektor tekstil dan pakaian jadi, sektor otomotif, sektor elektronik dan sektor kimia.
Baca Juga: Impor Menyurut, Neraca Perdagangan Juni Diperkirakan Surplus
"5 sektor ini dipilih karena mudah pelaksanaan industri 4.0 nya," ujarnya, Senin (22/7).
Disamping itu, Kementerian Perindustrian menargetkan Indonesia dapat ekspor 1 juta kendaraan bermotor pada 2025. Hall itu karena arah Kebijakan 2020-2024 di sektor manufaktur Kemperin fokus pada Peningkatan Produktivitas, peningkatan daya saing ekspor manufaktur, dan penguatan industri hulu yang strategis.
Baca Juga: Menperin: Ekspor produk manufaktur masih melejit
Untuk mencapai hal tersebut, Kemperin meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News