kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.620.000   14.000   0,87%
  • USD/IDR 16.305   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.109   35,72   0,50%
  • KOMPAS100 1.044   5,37   0,52%
  • LQ45 824   5,99   0,73%
  • ISSI 212   -0,11   -0,05%
  • IDX30 427   5,07   1,20%
  • IDXHIDIV20 512   6,64   1,31%
  • IDX80 119   0,49   0,41%
  • IDXV30 122   1,03   0,85%
  • IDXQ30 140   1,68   1,21%

Neraca perdagangan mengalami defisit US$ 1,33 miliar pada November 2019


Senin, 16 Desember 2019 / 11:45 WIB
Neraca perdagangan mengalami defisit US$ 1,33 miliar pada November 2019
ILUSTRASI. Neraca perdagangan pada November 2019 defisit US$ 1,33 miliar. ANTARA FOTO/Galih Pradipta


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan pada November 2019 mengalami defisit. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit neraca dagang pada bulan tersebut adalah sebesar US$ 1,33 miliar.

"Ini cukup dalam, tetapi masih lebih kecil dibandingkan posisi November 2018 yang defisit US$ 2,05 miliar," kata Kepala BPS Suhariyanto pada Senin (16/12) di Jakarta.

Defisit neraca perdagangan bila dilihat secara bulanan, disebabkan oleh peningkatan impor di tengah penurunan ekspor. Sementara bila dilihat secara tahunan, ini disebabkan oleh angka ekspor dan impor yang sama-sama terkontraksi, tetapi penurunan ekspor lebih dalam daripada penurunan impor.

Secara terperinci, ekspor Indonesia pada November 2019 tercatat sebesar US$ 14,01 miliar atau turun sebesar 6,17% mom. Sementara impor pada November 2019 tercatat sebesar US$ 15,34 miliar atau naik 3,94% mom.

Baca Juga: Neraca dagang November defisit, IHSG tetap naik 0,45% ke 6.225,48 pada sesi I

Suhariyanto pun menambahkan total nilai ekspor dan impor Indonesia tentunya dipengaruhi oleh peningkatan dan penurunan harga komoditas baik minyak dan gas (migas) maupun non-migas.

Beberapa di antaranya adalah kenaikan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) hingga mencapai US$ 63,26 per barel dari bulan sebelumnya yang sebesar US$ 59,82 per barel.

Sementara beberapa komoditas non-migas yang mengalami peningkatan harga antara lain minyak sawit yang naik 15,6%, karet dengan kenaikan 7,6%, dan komoditas lainnya seperti minyak kernel, cokelat, alumunium, dan tembaga. Hanya saja, ada beberapa komoditas non-migas yang mengalami penurunan harga, seperti batubara dengan penurunan 2,8%, nikel, emas, perak, timah, dan seng.

Bila dilihat secara kumulatif dari Januari 2019 - November 2019, neraca perdagangan mengalami defisit sebesar US$ 3,11 miliar. Torehan defisit ini lebih kecil dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar US$ 7,6 miliar.

Suhariyanto mengungkapkan bahwa neraca perdagangan Indonesia saat ini masih mendapat tantangan yang luar biasa sehingga untuk ke depannya, ia mengimbau agar Indonesia terus berhati-hati.

"Karena ada perekonomian yang melambat dan perdagangan internasional yang juga melambat sehingga permintaan menurun dan kita harus hati-hati akan ini," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×