kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   25.000   1,49%
  • USD/IDR 16.455   30,00   0,18%
  • IDX 6.433   -87,11   -1,34%
  • KOMPAS100 935   -14,81   -1,56%
  • LQ45 731   -7,15   -0,97%
  • ISSI 198   -4,14   -2,05%
  • IDX30 380   -2,05   -0,54%
  • IDXHIDIV20 457   -4,21   -0,91%
  • IDX80 106   -1,38   -1,28%
  • IDXV30 109   -1,71   -1,54%
  • IDXQ30 125   -0,43   -0,35%

Neraca perdagangan mengalami defisit US$ 1,33 miliar pada November 2019


Senin, 16 Desember 2019 / 11:45 WIB
Neraca perdagangan mengalami defisit US$ 1,33 miliar pada November 2019
ILUSTRASI. Neraca perdagangan pada November 2019 defisit US$ 1,33 miliar. ANTARA FOTO/Galih Pradipta


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan pada November 2019 mengalami defisit. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit neraca dagang pada bulan tersebut adalah sebesar US$ 1,33 miliar.

"Ini cukup dalam, tetapi masih lebih kecil dibandingkan posisi November 2018 yang defisit US$ 2,05 miliar," kata Kepala BPS Suhariyanto pada Senin (16/12) di Jakarta.

Defisit neraca perdagangan bila dilihat secara bulanan, disebabkan oleh peningkatan impor di tengah penurunan ekspor. Sementara bila dilihat secara tahunan, ini disebabkan oleh angka ekspor dan impor yang sama-sama terkontraksi, tetapi penurunan ekspor lebih dalam daripada penurunan impor.

Secara terperinci, ekspor Indonesia pada November 2019 tercatat sebesar US$ 14,01 miliar atau turun sebesar 6,17% mom. Sementara impor pada November 2019 tercatat sebesar US$ 15,34 miliar atau naik 3,94% mom.

Baca Juga: Neraca dagang November defisit, IHSG tetap naik 0,45% ke 6.225,48 pada sesi I

Suhariyanto pun menambahkan total nilai ekspor dan impor Indonesia tentunya dipengaruhi oleh peningkatan dan penurunan harga komoditas baik minyak dan gas (migas) maupun non-migas.

Beberapa di antaranya adalah kenaikan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) hingga mencapai US$ 63,26 per barel dari bulan sebelumnya yang sebesar US$ 59,82 per barel.

Sementara beberapa komoditas non-migas yang mengalami peningkatan harga antara lain minyak sawit yang naik 15,6%, karet dengan kenaikan 7,6%, dan komoditas lainnya seperti minyak kernel, cokelat, alumunium, dan tembaga. Hanya saja, ada beberapa komoditas non-migas yang mengalami penurunan harga, seperti batubara dengan penurunan 2,8%, nikel, emas, perak, timah, dan seng.

Bila dilihat secara kumulatif dari Januari 2019 - November 2019, neraca perdagangan mengalami defisit sebesar US$ 3,11 miliar. Torehan defisit ini lebih kecil dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar US$ 7,6 miliar.

Suhariyanto mengungkapkan bahwa neraca perdagangan Indonesia saat ini masih mendapat tantangan yang luar biasa sehingga untuk ke depannya, ia mengimbau agar Indonesia terus berhati-hati.

"Karena ada perekonomian yang melambat dan perdagangan internasional yang juga melambat sehingga permintaan menurun dan kita harus hati-hati akan ini," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Undang-Undang Kepailitan Dan PKPU Indonesia KONTAN DIGITAL PREMIUM ACCESS

[X]
×