kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.620.000   14.000   0,87%
  • USD/IDR 16.319   -54,00   -0,33%
  • IDX 7.120   47,02   0,66%
  • KOMPAS100 1.047   8,30   0,80%
  • LQ45 825   7,64   0,93%
  • ISSI 212   0,40   0,19%
  • IDX30 426   4,91   1,17%
  • IDXHIDIV20 511   5,36   1,06%
  • IDX80 119   0,97   0,82%
  • IDXV30 122   0,36   0,30%
  • IDXQ30 140   1,48   1,07%

Neraca pembayaran defisit US$ 1 miliar


Sabtu, 12 Mei 2012 / 09:00 WIB
Neraca pembayaran defisit US$ 1 miliar
ILUSTRASI. Penawaran promo Dunkin Donuts bisa membuat bujet kulineran Anda menjadi lebih hemat. Dok: Instagram?Dunkin Donuts


Reporter: Herlina KD | Editor: Edy Can

jakarta. Meski membaik, Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal pertama 2012 tetap masih defisit. Bank Indonesia (BI) mencatat, pada kuartal satu 2012 NPI kita defisit sebesar US$1 miliar. Angka ini lebih kecil dibandingkan defisit pada kuartal keempat tahun lalu yang sebesar US$ 3,7 miliar.

Dody Budi Waluyo, Direktur Eksekutif Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI menjelaskan, defisit NPI mengecil karena ditopang oleh transaksi modal dan keuangan yang kembali surplus. Alhasil, mampu menutupi sebagian dari defisit transaksi berjalan yang membesar.

Transaksi modal dan finansial pada kuartal pertama 2012 mencatat surplus sebesar US$ 2,2 miliar setelah pada kuartal keempat 2011 mengalami defisit US$ 1 miliar. Ini karena investasi portofolio asing kembali mengalir.

"Sebagian besar dalam bentuk pembelian surat berharga negara berdenominasi valuta asing, diikuti oleh pembelian saham dan surat berharga swasta, seiring persepsi pasar yang positif terhadap perekonomian domestik," jelas Dody, Jumat (11/5).

Di sisi lain, defisit transaksi berjalan pada kuartal pertama 2012 meningkat menjadi US$ 2,9 miliar. Di kuartal empat 2011 lalu, defisit transaksi berjalan tercatat US$1,6 miliar. Pelebaran defisit tersebut dipicu meningkatnya permintaan domestik terutama untuk kebutuhan investasi.

Kondisi ini menyebabkan impor masih tumbuh relatif tinggi. Sisi lain, kinerja ekspor mulai melambat. Apesnya lagi, nilai impor minyak semakin membesar karena tingginya konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengakui, surplus neraca perdagangan tahun ini memang akan lebih rendah ketimbang tahun lalu.
"Kalau tahun lalu surplus neraca perdagangan sedikit di bawah US$ 30 miliar. Jadi kami akan coba menargetkan surplus perdagangan migas dan non migas sekitar US$ 5 miliar - US$ 10 miliar di tahun ini," ujarnya.

Aviliani, Sekretaris Dewan Ekonomi Nasional (DEN) mengingatkan, surplus neraca pembayaran Indonesia bisa semakin menipis jika pemerintah tidak segera mengatasi tingginya laju impor.

Menurutnya, selama ini Indonesia masih bergantung pada impor barang modal dan bahan baku penolong. "Kalau investasi di manufaktur naik, sulit mengendalikan laju impor. Imbasnya, surplus neraca pembayaran bisa makin tipis," katanya.

Ia menyarankan pemerintah membenahi daya saing industri agar tidak tergantung pada impor barang modal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×