Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus pada bulan Mei 2023. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia telah mengalami surplus selama 37 bulan berturut-turut.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman melihat, surplus neraca perdagangan tersebut cukup untuk turut menopang pergerakan nilai tukar rupiah selama ini.
Ini juga didorong oleh devisa hasil ekspor (DHE) yang masuk lebih lama setelah ada instrumen term deposit valas (TD Valas) dari Bank Indonesia (BI).
"DHE masih ada, meski menurun karena penurunan harga komoditas. Namun, dengan ini terlihat rupiah sudah mulai mencerminkan kinerja perdagangan selama ini," terang Faisal kepada Kontan.co.id, Kamis (15/6).
Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan RI Susut pada Mei, Begini Penjelasan BPS
Namun, Faisal kemudian menekankan bahwa pergerakan rupiah tak sepenuhnya bergantung pada kinerja perdagangan internasional.
Katanya, pergerakan nilai tukar rupiah akan lebih sensitif dengan kondisi pasar keuangan. Termasuk, keluar masuknya arus modal asing ke pasar saham maupun obligasi.
Ke depan, Faisal pun memperkirakan kinerja ekspor akan berkurang. Ini karena berlanjutnya penurunan harga komoditas dan pelemahan permintaan global.
Sebaliknya, impor diperkirakan akan meningkat karena peningkatan permintaan dalam negeri.
Baca Juga: Ekonom Ramal BI Tetap Tahan Suku Bunga Meski Suku Bunga The Fed Mungkin Naik Lagi
Dengan kondisi ini, Faisal membuka kemungkinan neraca perdagangan berbalik defisit lebih cepat dari perkiraan.
Kabar baiknya, Faisal tetap yakin ini akan tetap menyokong ketahanan eksternal dan menjaga rupiah untuk bergerak di kisaran Rp 14.864 per dolar AS pada akhir tahun 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News