kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Neraca dagang Februari 2019 surplus, impor migas turun 30,53% secara tahunan


Jumat, 15 Maret 2019 / 17:44 WIB
Neraca dagang Februari 2019 surplus, impor migas turun 30,53% secara tahunan


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan Februari 2019 mengalami surplus US$ 330 juta. Penurunan impor yang dalam menyebabkan surplus neraca dagang bulan ini, sebab nilai ekspor juga ikut turun. Bila dibandingkan Februari tahun lalu, impor turun 13,98%.

"Perkembangan impor sama polanya dengan ekspor di mana Februari selalu terjadi penurunan," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto, Jumat (15/3).

Baik impor migas dan non migas, masing-masing turun 30,5% dan 10,87% secara tahunan. Impor migas dan nonmigas Februari 2018 tercatat US$ 2,26 miliar dan US$ 11,95 miliar. Sedangkan impor migas dan nonmigas tahun ini masing-masing US$ 1,55 miliar dan US$ 10,65 miliar.

BPS mencatat, penurunan impor migas sejalan dengan penurunan volume ekspor dan rata-rata harga agregat. Februari tahun lalu volume impor migas mencapai 3,95 ribu ton sedangkan per Februari 2019 volume impor hanya 3,06 ribu ton, mengalami penurunan 22,43%. Sedangkan rata-rata harga agregat turun 10,4% dari US$ 566,4 per ton menjadi US$ 507,3 per ton.

Lebih rinci, volume impor minyak mentah mengalami penurunan drastis secara tahunan. Tercatat pada Februari 2018 volume impor sebanyak 1,8 ribu ton sedangkan Februari tahun ini hanya 0,7 ribu ton atau turun hingga 61,45%. Sedangkan hasil minyak dan gas masing-masing mengalami kenaikan volume impor 11,95% dan 12,79%.

Suhariyanto sempat mengatakan penurunan impor ini terjadi karena berbagai kebijakan yang ditempuh pemerintah untuk mengendalikan impor. Salah satunya adalah kebijakan B20 yang mulai September 2018.

Selain itu, situasi global juga turut menyumbang penurunan impor migas pada bulan ini. "Fluktuasi harga komoditas sulit ditebak," jelas Suhariyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×