kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Neraca dagang surplus, Menko Perekonomian masih belum puas


Jumat, 15 Maret 2019 / 17:34 WIB
Neraca dagang surplus, Menko Perekonomian masih belum puas


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Darmin Nasution belum cukup puas meskipun neraca dagang bulan Februari 2019 membukukan surplus. Menurutnya, surplus neraca dagang tersebut masih perlu dijaga agar lebih berkelanjutan.

"Kelihatannya kerja kerasnya masih belum cukup. Artinya masih perlu bekerja lebih keras lagi untuk membuat neraca perdagangan dan neraca berjalannya bisa lebih konsisten lebih baik," ujar Darmin saat ditemui awak media di kantornya, Jumat (15/3).

Seperti diketahui, penurunan impor yang cukup dalam menyebabkan neraca dagang bisa mencetak surplus di bulan lalu. Impor bulan Februari 2019 tercatat sebesar US$ 12,20 miliar, turun 18,61% dari bulan sebelumnya. Impor tersebur juga turun 14,02% dari Februari tahun lalu.

Penurunan impor tersebut menyebabkan pemerintah tidak bisa lagi hanya fokus menggenjot ekspor, namun juga menjaga agar impor tidak turun terlalu tajam. "Kita harus bisa jaga pertumbuhan, jangan sampai pertumbuhan terpengaruh" jelas dia.

Lebih rinci, Darmin menjelaskan, impor dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, meskipun tidak secara langsung alias membutuhkan satu tahun hingga dua tahun. Sehingga dalam selang waktu tersebut masih ada ruang untuk menjaga pertumbuhan.

Menurut Darmin, penurunan impor terjadi karena faktor musiman. Ia menyebut, pembangunan infrastruktur masih terus berlanjut sehingga impor untuk kebutuhan infrastruktur masih berjalan.

Darmin menambahkan situasi ekonomi global yang masih belum pasti menambah kerja keras pemerintah di tahun ini. Dia menyoroti defisit neraca dagang pada tiga negara tujuan utama, antara lain Jepang dan Tiongkok yang masing-masing defisit US$ 413 juta dan US$ 3,9 miliar.

"Jadi saya lebih melihat bukan hanya perhatiannya ke ekspor saja, termasuk jadi ekspor dan impornya," kata Darmin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×