kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nasihat Buya Syafii Maarif kepada Jokowi


Sabtu, 03 Mei 2014 / 16:06 WIB
Nasihat Buya Syafii Maarif kepada Jokowi
ILUSTRASI. Pesepak bola Rans Nusantara FC Alfin Tuassalamony dan rekan-rekannya berselebrasi usai menjebol gawang Persija Jakarta dalam pertandingan uji coba di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Bekasi, Sabtu (16/7/2022). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

YOGYAKARTA. Bakal calon presiden RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo mengunjungi kediaman mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif di Jalan Hamlahera D 76, Nogotirto Elok II, Gamping, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (3/5).

Dalam kunjungannya itu, Jokowi mengaku mendapat petuah untuk membenahi bangsa dari segala permasalahan yang ada.

"Beberapa kali saya bertemu Buya selalu diisi dengan hal-hal yang bagaimana memperbaiki, membenahi," kata Jokowi.

Sementara itu, Buya berharap Jokowi dapat menjalankan ajaran Trisakti Bung Karno yang berdaulat dan bebas di bidang politik, berkepribadian dalam berbudaya dan berdikari dalam usaha.

Buya mengatakan, selama ini sektor perkebunan hingga pertambangan dikuasai oleh asing. Menurutnya, masalah itu tak pernah menjadi perhatian pemerintah.

"Itu hampir semua (dikuasai) asing atau agen-agen dalam negerinya yang saya katakan londo ireng. Ini enggak sesuai dengan Trisakti Bung Karno. Jadi Pak Jokowi sangat paham itu. Mudah-mudahan beliau dari keluarga Bung Karno dukunglah itu. Jangan pakai trah-trah," jelas Buya.

Buya melanjutkan, Indonesia membutuhkan pemimpin yang kuat dan jujur dan mengedepankan kepentingan bangsa.

Pertemuan keduanya berlangsung selama sekitar 30 menit. Menurut Buya, ini adalah pertemuan kelimanya sejak Jokowi menjabat Wali Kota Solo. Mengenai pencapresan Jokowi, Buya tak banyak komentar. Buya mengatakan, siapa pun nantinya yang mendampingi Jokowi sebagai calon wakil presiden harus bisa membenahi permasalahan bangsa.

"Umur itu ndak penting. Ndak perlu militer, sipil, laki-laki dan perempuan itu ndak penting," katanya.

Namun menurut Buya, hal itu nantinnya tergantung Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Selain itu, Buya menegaskan, pertemuan ini bukan menjadi kontrak politik antara Jokowi dan Muhammadiyah.

"Orang Muhammadiyah itu orang merdeka. Terserah mereka dalam berwarga negara. Saya bukan dalam struktur lagi," ujar Buya. (Dian Maharani)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×