kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nasib Pariwisata Indonesia Usai Selandia Baru Tingkatkan Pencegahan dari Virus PMK


Kamis, 28 Juli 2022 / 16:54 WIB
Nasib Pariwisata Indonesia Usai Selandia Baru Tingkatkan Pencegahan dari Virus PMK
ILUSTRASI. Wisatawan di Indonesia


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selandia Baru dan Australia telah memperketat pembatasan biosekuriti untuk mencegah masuknya virus penyakit mulut dan kuku (PMK) dari Indonesia.

Asal tahu saja, saat ini tidak ada penerbangan langsung dari Indonesia menuju Selandia Baru. Meski demikian, PMK dinilai dapat masuk ke Selandia Baru dari wisatawan Australia yang telah berwisata ke kawasan Asia Tenggara.

Menanggapi hal ini, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan restoran Indonesia (PHRI), Maulaha Yusran mengatakan bahwa kebijakan yang dikeluarkan oleh Selandia Baru dan Australia berpotensi membawa dampak kerugian ke Indonesia terutamanya di sektor pariwisata.

Menurutnya, dengan kebijakan pengetatan pembatasan ini membuat para turis dari sana untuk berfikir ulang saat ingin berkunjung ke Indonesia.

“Kalau bicara tentang sektor pariwisata ya tentu akan berpotensi alami kerugian kehilangan wisatawan karena himbauan tersebut. Terlebih, pendatang dari Australia sebenarnya banyak ya,” kata Maulana pada Kontan.co.id, Kamis (28/7).

Baca Juga: Selandia Baru Tingkatkan Perlindungan di Perbatasan Terhadap Penyakit Mulut dan Kuku

Terkait dengan nominal kerugiannya, Maulana mengaku belum menghitung secara rinci. Namun dia mengatakan, bahwa potensi kerugian tersebut pasti ada, jika melihat pembatasan ini akan berlangsung dalam jangka panjang.

Untuk saat ini sendiri, Maulana mengatakan bahwa dampak dari kebijakan ini masih belum mengganggu sektor pariwisata.

“Karena imbauannya mungkin masih baru, jadi masih belum ada dampak yang signifikan sih. Tapi kalau jangka panjang tentu akan berpotensi merugikan kita,” terang Maulana.

Sebelumnya, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern memperingatkan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia dapat mengancam ribuan pekerjaan di negaranya.

Oleh karena pihaknya dan Australia sedang meningkatkan pembatasan biosekuriti perbatasan dalam menghadapi wabah tersebut.

Baca Juga: Bulog Pastikan Daging Beku Kerbau Impor Bebas PMK

“Kami ingin memastikan bahwa kami telah menempatkan semua pengaturan yang dapat melindungi kami dari bahaya PMK," kata Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern seperti dikutip dari Barrons pada Rabu (27/7).

Ardern mengingatkan, penyakit yang pertama kali terdeteksi di Indonesia pada April ini berpotensi mengancam hingga 100.000 pekerjaan di sektor pertanian Selandia Baru.

Hal ini dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan, terutama di negara seperti Selandia Baru yang mengekspor sekitar 17 juta domba dan dua juta sapi dalam delapan bulan hingga Mei 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×