kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nama-nama populer yang tersingkir dari Gedung DPR


Senin, 30 September 2019 / 10:03 WIB
Nama-nama populer yang tersingkir dari Gedung DPR
ILUSTRASI. DPR mengesahkan revisi UU KPK menjadi UU


Reporter: kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masa bakti anggota DPR periode 2014-2019 segera berakhir pada September 2019 ini. Anggota DPR yang baru pun akan segera dilantik 1 Oktober 2019. Ada 575 calon anggota DPR RI 2019-2024 terpilih yang siap dilantik. Dari jumlah tersebut, sebanyak 298 anggota DPR merupakan inkumben.

Meski masih didominasi oleh anggota DPR yang lama, sejumlah nama-nama populer yang cukup berpengaruh di DPR ikut tersingkir dalam Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019. Selain tersingkir, ada nama-nama yang sengaja meninggalkan DPR karena tak mencalonkannya diri di Pileg 2019.

Lantas, siapa saja anggota DPR inkumben yang meninggalkan kursi di Parlemen? Berikut beberapa nama populer yang dapat Kompas.com sajikan:

Baca Juga: Mundurnya Yasonna berdampak pada Perppu KPK? Ini jawaban Istana

1. Fahri Hamzah

Nama Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah tidak akan ada dalam daftar anggota DPR periode 2019-2024. Sebab, Fahri tak mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019.

Diketahui, pada Pileg 2014 Fahri berhasil mengamankan satu kursi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPR dari Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB). Ketika itu, Fahri memperoleh suara tertinggi yaitu 125.083 suara.

Pada Pileg 2019 jalan Fahri untuk kembali mencalonkan diri sebagai calon legislatif terhambat. Salah satu penyebabnya adalah konflik internal antara Fahri dan PKS. PKS melayangkan surat pemecatan kepada Fahri pada 6 April 2016, karena dinilai melanggar kode etik partai.

Tak tinggal diam, Fahri pun membela diri di pengadilan terkait pemecatannya hingga sampai akhirnya memenangkan kasus tersebut di pengadilan.

Baca Juga: Jadi anggota DPR, Mulan Jameela mengaku siap ditempatkan di komisi mana saja

Saat ini, di penghujung masa jabatannya di DPR, Fahri berpesan kepada anggota DPR yang baru untuk banyak membaca pada bulan-bulan pertama menjabat sebagai wakil rakyat.

"Mulailah minggu pertama, bulan-bulan pertama banyak baca, jangan banyak omong, baca konstitusi amandemen sampai empat kali, baca MD3 secara detail dan tata tertib," ujar Fahri di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Jum'at (28/9).

Fahri juga berpesan untuk pimpinan DPR periode berikutnya tak mengambil jarak dengan media. Menurut dia, pimpinan DPR harus terbuka kepada media. "Jangan jaga jarak dengan media, jangan anggap jadi pimpinan DPR terlalu banyak ruang tertutupnya tak baik. Dia harus terbuka, apa adanya," kata dia.

Sosok Fahri selama ini dikenal vokal mengkritik setiap kebijakan pemerintah. Ia juga salah satu pimpinan DPR yang mendukung disahkannya UU KPK hasil revisi yang banyak menuai penolakan dari berbagai pihak. Kendati demikian, kehadirannya di DPR dinilai memberi warna bagi parlemen.

Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya menyampaikan rasa rindunya kepada Fahri Hamzah yang akan mengakhiri masa jabatan di DPR. Ia mengakui sering berbeda pendapat dengan inisiator Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) tersebut.

Baca Juga: Mundur dari Menkumham demi kursi DPR, Yasonna: Balik ke 'kampung'

"I'm gonna miss this guy, terlepas lebih sering beda pendapat, senior yg ini memberikan warna tersendiri buat adu argumentasi di DPR," kata Yunarto melalui akun Twitternya @yunartowijaya, Sabtu (28/9).

Fahri menjawab cuitan Yunarto, ia mengatakan tunas-tunas calon pemimpin ke depannya akan muncul dengan sendirinya mengingatkan tantangan Indonesia ke depan membutuhkan pemimpin yang hebat.

"Tunas-tunas baru akan lahir secara alamiah...jika tantangan besar datang.. orang-orang hebat akan lahir...saya menduga krisis besar sedang datang menghampiri kita...semoga kita semua sanggup menghadapinya," ujar Fahri melalui akun Twitter Fahri Hamzah, Sabtu (28/9).

Baca Juga: Mahasiswa berencana demo lagi Senin depan, bertepatan paripurna anggota DPR

2. Budiman Sudjatmiko

Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko tak lolos ke parlemen periode 2019-2024. Ia maju sebagai caleg di dapil Jawa Timur VII meliputi daerah Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Magetan, dan Ngawi.

Diketahui, pada Pileg 2014, Budiman maju di dapil Jawa Tengah VIII yang meliputi Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banyumas. Budiman mengatakan, perpindahan dari dapil Jateng VIII ke Jatim VII merupakan perintah dari Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Menurut dia, kekalahannya di dapil Jatim VII disebabkan karena persaingan ketat antar caleg Inkumben seperti Edhie Baskoro Yudhoyono dan Johan Budi yang mendominasi suara di dapil Jatim VII.

"Pak Sekjen bilang bantu Pak Jokowi di Jatim 7, kebetulan karena di sana PDI Perjuangan cuma satu kursi dan kebetulan Pak Jokowi dari lima kabupaten dari 2014 kalah di dua kabupaten," ujar dia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (30/4).

Baca Juga: Selain Imam Nahrowi, ada artis, politisi dan pejabat yang ditahan di Jumat Keramat

3. Eva Kusuma Sundari

Politisi PDI Perjuangan Eva Sundari dipastikan tak lolos ke DPR periode 2019-2024. Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf ini mengatakan, kekalahannya disebabkan persaingan ketat dengan sesama caleg PDI-P.

"Saya kalah di persaingan internal PDI-P, faktornya ya karena kurang suara," ujar Eva ketika dihubungi, Selasa (30/4).

Pada Pileg 2019, Eva maju di Dapil Jawa Timur IV meliputi Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, dan Kota Blitar. Eva mengaku cukup kaget karena perolehan suaranya meleset dari target. Ia hanya mendapatkan 50% dari yang ditargetkan.

"Dugaanku karena berebut di ceruk yang sama," kata dia.

Meskipun tak lolos, caleg PDI-P mendominasi kemenangan di Jatim IV misalnya Guruh Soekarnoputra, Arteria Dahlan, dan Sri Rahayu.

4. Agus Hermanto

Wakil Ketua DPR dari Partai Demokrat Agus Hermanto tidak masuk dalam jajaran anggota DPR periode 2019-2024. Sebab, Agus memutuskan tak maju di Pileg 2024.

Agus mengatakan, karir politiknya sebagai wakil rakyat sudah cukup, karena sudah tiga periode menjabat sebagai anggota DPR. "Saya sudah tiga kali berturut-turut menjadi anggota legislatif, hingga sekarang jadi pimpinan DPR RI, menurut saya itu sudah cukup, sebaiknya kita harus memberikan kesempatan pada kader-kader yang lebih junior untuk meniti karir tersebut," kata Agus, Selasa (24/7) seperti dikutip dari Tribunnews.com.

Baca Juga: Hari-hari terakhir di DPR, Fahri Hamzah: Tak boleh ada barang negara yang dibawa

Pada Pemilihan Legislatif 2014, Agus Hermanto diketahui maju sebagai caleg di Dapil Jawa Tengah I yang meliputi Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal, dan Kota Salatiga. Agus lolos ke DPR setelah berhasil memperolehnya 32.047 suara.

5. Rahayu Saraswati Djojohadikusumo

Politisi Gerindra atau keponakan dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo tak lolos ke DPR periode 2019-2024.

Pada Pileg 2019, anggota Komisi VIII DPR ini maju di Dapil III Jakarta yang meliputi Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu. Sara memperoleh 79.801 suara di dapil III Jakarta, namun hasil tersebut belum bisa mengantarkannya ke Parlemen periode berikutnya.

Baca Juga: Minta maaf, Yasonna Laoly mundur sebagai menteri hukum dan HAM

Adapun pada Pileg 2014, Sara maju menjadi caleg di dapil Jawa Tengah IV yang meliputi Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, dan Kabupaten Sragen. Ketika itu, Sara berhasil lolos ke DPR dengan memperoleh 47.542 suara.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mereka yang Tinggalkan Senayan, Dua di Antaranya Wakil Ketua DPR"
Penulis : Haryanti Puspa Sari
Editor : Diamanty Meiliana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×