kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Nakhoda Pertamina dari pabrik semen


Sabtu, 29 November 2014 / 09:45 WIB
Nakhoda Pertamina dari pabrik semen
ILUSTRASI. Stan ban mobil Achilles produksi PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA). KONTAN/Daniel Prabowo/25/10/2013


Reporter: Agus Triyono, Pratama Guitarra | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jumat (28/11) mengangkat Dwi Sutjipto sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina. Tugas yang menanti orang nomor satu PT Semen Indonesia Tbk, itu terbilang tidak mudah. 

Dwi menyatakan, dalam jangka pendek, ada tiga target yang harus segera diselesaikannya. Pertama, menjadikan Pertamina sebagai ujung tombak agar berdaulat di industri minyak bumi dan gas (migas) domestik. 

Kedua, melakukan efisiensi produktivitas Pertamina di seluruh proses bisnis, dari hulu sampai hilir. 

Ketiga, Pertamina akan serius berbenah untuk mengatasi bentuk penyimpangan yang ada. Termasuk dalam agenda ini adalah meningkatkan transparansi di Pertamina, termasuk dalam pembelian minyak dari Petral. 

"Kami akan me-review titik-titik yang menjadi sorotan masyarakat, ketiga hal itu yang menjadi skala prioritas saya," kata dia, kemarin. 

Demi mencapai misi peningkatan transparansi, Pertamina diarahkan go public. "Kami masih akan mempelajari," tandas dia. Dwi juga akan berupaya untuk menyumbat kebocoran penjualan BBM subsidi secara ilegal melalui sistem yang transparan.

4 Direksi 

Agar mudah bergerak dan cepat berlari, Dwi hanya akan ditemani oleh tiga orang direksi. Catatan saja, Pertamina sebelumnya memiliki delapan direktur plus dirut. "Saya rasa tiga direksi sudah cukup," ujarnya. 

Dia menyebutkan tiga nama yang akan mengisi kursi direksi Pertamina. Mereka adalah Ahmad Bambang yang sekarang menjabat Presiden Direktur Pertamina Trans Kontinental, Arief Budiman dari Mackenzie Stuart Oil & Gas serta Yenny Andayani, Senior Vice President Gas & Power Pertamina. 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan bahwa sosok Direktur Utama Pertamina yang baru tidak dibebani masa lalu dan bukan titipan siapa saja. "Kami memilih pemimpin yang bukan pencari kerja. Jadi tidak ada intervensi," tandas Sudirman. 

Pengamat Migas, John Karamoy menilai, pekerjaan yang harus segara dilakukan Dirut baru Pertamina adalah menaikkan produksi minyak sekaligus mengefisiensikan lima kilang minyak miliknya. "Yang juga penting, distribusi BBM harus merata dengan harga yang sama di tiap daerah," tandas dia. 

Meski memiliki banyak blok migas di dalam negeri, produksi minyak Pertamina tak pernah naik signifikan. Tahun 2012, produksi hanya 196.060 barel per hari (bph). Lalu, di 2013 naik menjadi 243.920 bph. 

Target produksi tahun ini adalah 280.000 bph. Di sisi hilir, Pertamina mesti memberikan pelayanan publik yang baik. Lalu. "Dirut yang baru juga wajib mengetahui situasi perusahaan saat ini," terang John. 

Nah, dengan memiliki tiga direksi, Dwi harus ekstra kerja keras, sebab menurutnya, setiap direksi memiliki tugas yang kompleks. Pertamina kini memiliki 20 anak usaha, dan memiliki enam operasi bersama migas dengan pihak lain, memiliki blok migas di luar negeri. 

Untuk hilir, Pertamina melayani lebih dari 4.784 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), dan melayani pengisian avtur di 10 negara Bandara Internasional. Tahun 2013 laba Pertamina Rp 32,05 triliun, terbesar dalam sejarah. 

Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak Dan Gas (Hiswana Migas), Eri Purnomohadi meragukan Dwi bukan orang titipan. "Kalau bukan titipan, masak bisa dari semen ke migas. Tapi saya tidak tahu titipan siapa," jelas dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×