kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Naik tinggi, Kemenkeu catat pembiayaan utang sebesar Rp 223,8 triliun per April 2020


Sabtu, 23 Mei 2020 / 08:55 WIB
Naik tinggi, Kemenkeu catat pembiayaan utang sebesar Rp 223,8 triliun per April 2020
ILUSTRASI. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara memberikan sambutan dalam acara Indonesia Banking Expo 2019 di Jakarta, Rabu (6/11/2019). Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) menggelar Indonesia Banking Expo (IBEX) 2019 dengan tema ?Consolidate to Elevate?. ANTARA


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat realisasi pembiayaan utang pada periode Januari sampai dengan April 2020 sudah mencapai Rp 223,8 triliun, atau setara dengan 22,2% dari pagu anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dalam Perpres 54/2020 sebesar Rp 1.006,4 triliun.

Realisasi ini mengalami peningkatan tajam 53,7% apabila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 145,6 triliun.

Baca Juga: Berpotensi ditolak nasabah, ini skema pengembalian dana KSP Indosurya

"Sekarang lebih besar, selain karena defisitnya juga lebih besar kami juga ingin memastikan ketersediaan anggaran untuk belanja yang pasti akan membesar ke depannya," ujar ujar Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara dalam telekonferensi, Rabu (20/5).

Suahasil menjelaskan, pembengkakan belanja yang dilakukan pemerintah ini sebagai salah satu upaya dalam penanganan wabah virus Corona di dalam negeri. Peningkatan belanja yang dilakukan ke depannya, adalah belanja di bidang kesehatan, belanja bantuan sosial, dan belanja untuk dunia usaha.

Maka dari itu, ketersediaan anggaran pembiayaan utang ini dilakukan sebagai langkah pemerintah untuk berjaga-jaga.

Baca Juga: Pemerintah tambah alokasi BLT dana desa jadi Rp 2,7 juta per keluarga

Pembiayaan utang ini, disokong oleh penerbitan surat berharga negara (SBN) neto dan pinjaman neto. Untuk realisasi penerbitan SBN neto sampai dengan April, adalah sebesar Rp 231,6 triliun atau 42,1% dari pagu APBN-Perpres 54/2020 yang senilai Rp 999,4 triliun.

Dengan kata lain jumlah ini meningkat 44,3% dari realisasi tahun sebelumnya yang hanya Rp 160,5 triliun.

Sementara itu, realisasi pinjaman netto mencapai negatif Rp 7,8 triliun dari target positif di dalam APBN-Perpres 54/2020 sebesar Rp 7 triliun. Realisasi ini terkontraksi 47,6% apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang negatif Rp 14,9 triliun.

"Pinjaman neto masih negatif, tetapi ke depannya akan kami optimalkan supaya pinjaman juga menjadi bagian dari pembiayaan anggaran agar dapat membantu pembiayaan anggaran dengan baik," kata Suahasil.

Baca Juga: Kemenkeu: Realisasi penyaluran TKDD hingga April 2020 mencapai Rp 241 triliun

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Luky Alfirman menyatakan, realisasi utang penerbitan SBN (gross) sampai April 2020 mencapai Rp 376,5 triliun. Pemerintah juga sudah melakukan penarikan pinjaman senilai Rp 19,3 triliun.

“Jadi totalnya kurang lebih Rp 395,8 triliun,” papar Luky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×