Reporter: Rashif Usman | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan restitusi pajak pertambahan nilai (PPN) meningkat 63,4% di semester I 2024.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mencatat, restitusi PPN mencapai Rp 132,2 triliun pada periode enam bulan pertama tahun ini. Angka ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 80,9 triliun.
"Kalau kita lihat restitusi perusahaan-perusahaan dengan harga komoditas turun, mereka membutuhkan likuiditas, sehingga mempercepat permintaan restitusi. Kita lihat restitusi melonjak tinggi dari industri pengolahan," kata Sri Mulyani saat menyampaikan Laporan Realisasi Semester I dan prognosis Semester II Pelaksanaan APBN 2024 di gedung DPR RI, Senin (8/7).
Baca Juga: DPR Wanti-Wanti Dampak Utang Jatuh Tempo Rp 800 Triliun Terhadap Defisit APBN 2025
Sri Mulyani menjelaskan, kenaikan restitusi utamanya dari industri pengolahan. Tercatat pada sektor ini ada restitusi PPN kenaikan dari Rp 43,3 triliun menjadi Rp 68,7 triliun. Secara spesifik restitusi PPN di industri logam meningkat dari Rp 5,8 triliun menjadi Rp 172 triliun.
Kemudian pada industri pertambangan juga tercatat naik, dari tahun sebelumnya Rp 16,4 triliun menjadi Rp 24,8 triliun pada semester I-2024.
Selain itu, sektor perdagangan mengalami kenaikan restitusi sebesar 115,6% dari Rp 10,2 triliun pada semester I-2024 menjadi Rp 22 triliun pada semester I-2024. Adapun kenaikan restitusi PPN pada sektor ini dikarenakan perdagangan bahan bakar.
"Kenaikan restitusi sebesar Rp 51,3 triliun makin menekan penerimaan negara. Jadi kalau tadi dari PPh Badan (turun) Rp 91 triliun, dari restitusi Rp 51,3 triliun," kata Sri Mulyani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News