kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Moeldoko: Sebesar 84,4% masyarakat Indonesia berbicara SARA di Medsos


Senin, 11 Februari 2019 / 16:01 WIB
Moeldoko: Sebesar 84,4% masyarakat Indonesia berbicara SARA di Medsos


Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menyatakan 88,4% perbincangan masyarakat Indonesia di media sosial (medsos) adalah memperbincangkan suku, agama, ras, dan antargolongan ( SARA).

Pernyataannya tersebut dikutip dari data survei Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) yang menyebut tingginya angka berita bohong atau Hoaks terkait SARA.

"Iya memang tidak mudah menghadapi hoaks. Karena menurut survei Mastel sebanyak 88,4% masyarakat Indonesia berbicara dengan topik SARA," kata Moeldoko usai membuka Rapat Koordinasi Bidang Kehumasan dan Hukum Seluruh Indonesia oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Senin, (11/2).

Mantan Panglima TNI itu menyatakan, hoaks menjadi tantangan yang terus berkembang di era media digital saat ini. Karenanya, pemerintah juga mengaku kesulitan untuk melawan kabar bohong, terutama yang menyebar di media sosial.

Lebih lanjut, Moeldoko beranggapan, jika hoaks tidak ditangani secara tegas dapat menjadi sumber perpecahan. Terlebih jika menyeret SARA. "Apalagi kalau didorong oleh keinginan hoaks, maka harus ada law enforcement.

Tidak peduli dia siapa, kalau memang harus dipenjarakan, penjarakan. Ini (hoaks) sumber perpecahan kalau tidak ditangani dengan tegas," ungkap Moeldoko.

Adapun hingga saat ini, ia menyebut pemerintah sudah menggalakan pembenahan literasi media sosial. Hal itu dilakukan dengan cara mengajak anak muda memahami arti penting tentang kesadaran berita bohong dan berita aktual yang bersumber dari media terpercaya.

"Kita sering mengajak influencer baik anak-anak muda dari berbagai kalangan agar memberi pemahaman atas regulasi dan tentang berita yang sesungguhnya benar atau tidak perlu diserap. Itu yang penting," pungkasnya. (Christoforus Ristianto).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Moeldoko Sebut 88,4 Persen Masyarakat Bicara SARA di Medsos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×