kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Modal asing Rp 153,29 triliun sudah kabur dari Indonesia sejak awal tahun ini


Sabtu, 12 September 2020 / 07:35 WIB
Modal asing Rp 153,29 triliun sudah kabur dari Indonesia sejak awal tahun ini


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aliran modal asing masih diwarnai tren keluarnya modal asing dari Indonesia (capital outflow). Menurut catatan Bank Indonesia (BI), asing telah melepas modal di pasar keuangan domestik sebesar Rp 153,29 triliun dari awal tahun hingga Kamis (10/9). 

Keluarnya aliran modal asing di sepanjang tahun berjalan juga disumbang oleh capital outflow dalam periode 7 September 2020 hingga 10 September 2020. 

Baca Juga: Permintaan pengusaha ritel yang terkena langsung dampak PSBB total di Jakarta

“Berdasarkan data transaksi 7-10 September 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp 0,50 triliun,” ujar Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Jumat (11/9). 

Dalam periode tersebut, aus modal asing tercatat banyak keluar di pasar saham, yaitu sebesar Rp 2,37 triliun dalam periode tersebut. Namun, di pasar Surat Berharga Negara (SBN), asing masih mencatat beli neto sebesar Rp 1,87 triliun. 

Sejalan dengan itu, risiko investasi di Indonesia juga meningkat. Ini terlihat dari premi Credit Default Swaps (CDS) Indonesia 5 tahun yang naik ke 91,36 basis poin (bps) per 10 September 2020. Padahal sebelumnya, per 4 September 2020 premi CDS sempat turun ke 85,72 bps. 

Akan tetapi, Onny menegaskan kalau ke depan, BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-10 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu. 

Baca Juga: Tok! Anggaran program PEN tahun 2021 naik Rp 15,8 triliun

Selain itu, bank sentral juga akan sigap dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, dengan koordinasi kebijakan lanjutan dengan otoritas terkait, sehingga ini bisa menopang pertumbuhan Indonesia yang tetap baik dan berdaya tahan. 

Selanjutnya: Gubernur BI sebut tantangan inflasi tahun depan lebih berat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×