Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - SURABAYA. Kementerian Perdagangan kembali melakukan inspeksi mendadak (sidak). Kali ini, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi bersama dengan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji lakukan di Pasar Tambak Rejo, Surabaya.
Di lapangan, Mendag bersama tim menemukan beberapa kendala distribusi yang menyebabkan harga minyak goreng di Kota Pahlawan ini masih tinggi.
"Saya telah memerintahkan Tim Kemendag untuk terus melanjutkan pengawasan dan pemantauan lapangan selama 24 jam di seluruh Provinsi agar tidak ada lagi kendala dan hambatan distribusi minyak goreng yang ditemui di lapangan," kata Lutfi. Sejatinya, dia bilang, pasokan minyak goreng dengan harga terjangkau dapat tersedia untuk masyarakat.
Baca Juga: Krisis Ketersediaan Minyak Goreng
Lutfi juga terkejut mendengar penjelasan para pedagang. "Kemarin, saya sudah ke Makassar. Di sana barangnya ada dan harganya terjangkau. Mestinya, di Surabaya harganya juga terjangkau," kata dia. Sebab menurut dia, ini hub pengolahan dan distribusi minyak goreng.
Sejumlah pedagang juga berdiskusi mengenai perkembangan sejumlah kebutuhan pokok, terutama minyak goreng. Hasilnya, cukup mengagetkan. Harga minyak goreng curah di Surabaya justru lebih mahal daripada di Makassar.
Harga minyak goreng yang dijual di Pasar Tambak Rejo tidak masuk akal. Selain harganya mahal, barangnya agak susah, padahal di data Kementerian Perdagangan, pasokan minyak goreng yang telah terealisasi di Jawa Timur per tanggal 18 Februari 2022 adalah sebesar 14 juta liter. Data Kementerian Perdagangan juga mencatat, sebanyak 73 juta liter minyak goreng telah digelontorkan selama empat hari terakhir untuk kebutuhan nasional.
"Saya sudah memerintahkan untuk menyetok truk minyak goreng curah seharga Rp 10.500 per liter untuk pedagang di pasar ini. Supaya harga yang dijual ke masyarakat tidak lebih dari Rp 11.500 per liter," ungkap Lutfi.
Kemudian, dalam waktu satu jam, dua truk tangki minyak goreng langsung datang. Salah satu pengelola pasar memberi pengumuman. Sambil membawa pengeras suara, pria itu berkeliling pasar. "Truk minyak goreng sudah datang, harganya Rp 10.500 per liter. Sesuai perintah menteri perdagangan jualnya Rp 11.500 per liter. Tetap jaga protokol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak," pesan Lutfi.
Lutfi beserta tim Kemendag juga melakukan sidak ke gudang distribusi, distributor, dan pengecer. Dari Surabaya, tim yang dipimpin Lutfi menuju Sidoarjo, Jawa Timur.
Tim melakukan sidak di sebuah pabrik PT Cipta Perjasa Oleindo (CPO) di Jl Surowongso 152 Karangbong, Gedangan, Sidoarjo, salah satu distributor minyak goreng terbesar di Jawa Timur. Dari hasil sidak tersebut, Mendag menemukan ribuan kardus berisi minyak goreng kemasan. Mendag meminta pimpinan CPO menggelontorkan stok minyak goreng kemasan di gudangnya ke Pasar 5.
Baca Juga: Mendag Lutfi Janji Singkirkan Kendala Distribusi Minyak Goreng hingga ke Daerah
Sebelumnya, Mendag melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah wilayah di Indonesia dan memastikan ketersediaan minyak goreng untuk masyarakat. Tim Kemendag terus melanjutkan pengawasan dan pemantauan lapangan selama 24 jam di seluruh Provinsi. Ini agar masyarakat bisa memperoleh minyak goreng dengan harga terjangkau. Tindakan ini diapresiasi DPR dan ekonom.
Anggota Komisi VI DPR, Siti Mukaromah mengatakan, aksi Mendag Lutfi butuh kerjasama dari seluruh elemen baik itu dari pemerintah, pelaku usaha minyak, masyarakat, para distributor dan penjual. Menurut dia, kerjasama diperlukan karena semuanya berkesinambungan dan berkaitan.
Siti menegaskan, setuju terhadap penerapan sanksi hukum untuk penimbun. Penegasan Mendag akan sanksi itu diapresiasinya.
"Sidak untuk memberikan keadilan semua pihak. Sidak dengan tujuan karena ada yang menimbun kemudian pemerintah memberikan warning atau bertindak tegas saya sangat setuju karena menimbun itu merugikan masyarakat," kata Siti, Jumat (18/2).
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Edy Priyono mendukung, aksi yang dilakukan Kemendag untuk memangkas atau mempersingkat waktu tunggu pengisian stok minyak goreng di jaringan mini market atau toko swalayan. Edy mengatakan, jaringan ritel modern sudah mengikuti ketentuan pemerintah dengan menjual minyak goreng sesuai harga eceran tertinggi (HET).
Tapi ada kekosongan stok di banyak toko swalayan, terutama karena masyarakat banyak yang membeli secara berlebihan. "Kami mengimbau masyarakat untuk membeli minyak sesuai keperluan dan tidak perlu berlebihan karena hanya akan memperburuk situasi," ujar Edy.
Baca Juga: Mendag: 73 Juta Liter Migor Sudah Digelontorkan Pemerintah dalam 4 Hari Terakhir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News